Mohon tunggu...
WARDY KEDY
WARDY KEDY Mohon Tunggu... Relawan - Alumnus Magister Psikologi UGM
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

SAYA adalah apa yang saya TULIS

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Kampanye di Medsos dengan "Preventative Behavior"

13 Agustus 2020   10:20 Diperbarui: 14 Agustus 2020   06:03 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi media sosial | Photo by George Pagan III on Unsplash

Mereka ini, memakai seluruh metode kehidupan masyarakat nyata sebagai model yang dikembangkan di dalam kehidupan maya. Mereka membangun interaksi sosial dan kehidupan kelompok, membangun stratifikasi sosial, membangun kebudayaan, membangun kekuasaan, wewenang dan kepemimpinan, bahkan bisa juga membangun sistem kejahatan dan kontrol-kontrol sosial secara maya.

Mereka tidak pernah bertemu secara fisik (face to face), tetapi hanya berhadapan dengan layar komputer (misalnya), seolah berbicara, tertawa, tersenyum, sedih sendiri. Jika dilihat sekilas seperti orang 'gila'. 

Tetapi mereka ini sedang berada dalam sebuah ruang imajinasi yang bisa satu sama lain. karena itu, jangan heran, jika komunitas virtual/komunitas semu (pseudo community) memiliki pengaruh yang cukup besar saat ini. 

Sebagai ciptaan manusia, masyarakat maya menggunakan seluruh metode kehidupan masyarakat nyata sebagai model yang dikembangkan dalam masyarakat maya. Itu misalnya; (a) proses-proses sosial dan interaksi, (b) kelompok sosial maya, (c) pranata dan kontrol sosial, (e) perubahan sosial (Bungin, 2007).

Karena itu, para pasangan calon (kandidat) harus bisa memahami dan menggaet hati masyarakat maya (netizen) yang selalu aktif di media sosial. 

Tetapi yang perlu diperhatikan oleh para kandidat adalah, berusahalah berperilaku preventatif (preventative behavior) dalam bermedia sosial dan jangan menjadi braggadocian behavior. Dalam khazanah ilmu psikologi, preventative behavior menunjuk pada pribadi yang selalu meng-update status di media sosial (FB, Instagram dan Twitter). 

Mereka yang masuk dalam tipe ini adalah individu yang selalu berhati-hati dalam mem-post status, meng-upload gambar, atau nge-tweet. Itu disebabkan karena apa yang dilakukannya dapat diketahui oleh orang lain (warganet) dan dapat memengaruhi citra mereka. 

Mereka yang termasuk dalam kelompok ini biasanya berpikir ulang untuk melakukan hal-hal yang berhubungan dengan media sosial karena seluruh dunia akan/sedang memperhatikan, apalagi seorang kandidat calon kapala daerah. 

Mata para warganet di media sosial sedang menunggu dan mengawasi gerak gerik para calon. Sehingga jika salah melangkah, maka citra buruk akan tertanam. Apalagi jika si kandidat menunjukkan perilaku braggadocian/ braggart.

Perlu diketahui bahwa braggadocian behavior jika ditinjau dari asal katanya berasal dari kata braggart (pembual atau penyombong). Tipe orang dengan perilaku itu sangat sering update status atau nge-tweet.

Orang tersebut berusaha memberitahukan bahwa dirinya sedang melakukan sesuatu yang dianggap keren. Bahkan biasanya, orang-orang ini juga sering meng-upload foto mereka dengan gaya narsis di tempat-tempat yang menurut mereka layak untuk diketahui orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun