Mohon tunggu...
Diaz Radityo
Diaz Radityo Mohon Tunggu... Freelancer - Pendongeng keliling dan menulis

Seorang manusia biasa yang ingin bercerita dan berbagi energi positif.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membagikan Literasi, Menyalakan Mimpi

15 Agustus 2018   12:14 Diperbarui: 15 Agustus 2018   12:16 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kawan Bercerita Mendampingi Kampung Ramah Anak Kricak Dalam Pementasan Teater

Jauh sebelum munculnya isu kurangnya minat baca di Indonesia, seorang perempuan muda sudah memulai langkah nyatanya bergelut dalam dunia literasi. 

Jiwa mendidik dan berbaginya tidak dapat dihalangi apalagi dipatahkan. Akhirnya, lahirlah sebuah komunitas literasi yang diberi nama Kawan Bercerita. Beruntung saya beberapa kali diberi kesempatan untuk ikut menebarkan energy baik bersama komunitas tersebut.

Kawan bercerita sendiri dinakhodai oleh Dharazatun Zazila atau yang biasa dipanggil Mbak Dhara oleh anak-anak yang pernah didatangi oleh komunitasnya. Sosok perempuan lincah ini mendirikan kawan bercerita agar anak-anak ataupun remaja berani memiliki mimpi. 

"Aku gak pengen banyak anak-anak menderita seperti di kampung halamanku, gak punya mimpi dan terjerat kemiskinan," imbuhnya. Maklum saja, Dhara yang berasal dari Indramayu, Jawa Barat, merasakan betul bagaimana perjuangan anak-anak di sana untuk bisa lepas dari kemiskinan. Seolah-olah mimpi mereka sudah ditakdirkan hilang dalam angan-angannya.

Dhara dari Kawan Bercerita Menmbuat Prakarya
Dhara dari Kawan Bercerita Menmbuat Prakarya
Berawal dari hal itulah, kawan bercerita mulai menapaki jalan terjal dalam menyebarkan energi literasi di Yogyakarta. Hanya bermodal nekat saja, kawan bercerita selalu berusaha mencari tempat untuk dapat membagikan cerita bagi anak-anak. 

Keseruan kawan bercerita tidak hanya sebatas mendongeng saja, tetapi juga memberikan workshop prakarya, kepenulisan, bahkan mendampingi teater anak. 

Ketika diajak memberikan materi bersama dengan teman-teman dari kawan bercerita saya menyadari betul bagaimana beratnya perjuangan mereka dalam berbagi literasi. 

Pernah suatu saat, saya diajak oleh kawan bercerita menuju ke daerah di Kulon Progo yang langsung berbatasan dengan Jawa Tengah. Hanya berbekal dengan aplikasi penunjuk arah, kami semua menuju ke tempat tersebut. Tersesat?  Sudah pasti, aplikasi yang dipakai juga tidak berguna karena tidak ada sinyal yang mampir ke gawai kami semua. Penduduk setempatlah yang akhirnya bisa menjadi penunjuk jalan ke tempat yang dituju.

Setelah 2 jam perjalanan akhirnya kami sampai di tempat yang dimaksud. Ketika acara dimulai, anak-anak sangat antusias hingga awal sampai akhir. Tawa mereka merupakan sebuah suntikan semangat kami semua. 

Selain itu, saya juga melihat bahwa kawan bercerita selalu berusaha untuk profesional dalam setiap kesempatan yang diberikan. Pengalaman lainnya yang membuat sedih tatkala kawan bercerita diajak untuk memberikn pelatihan prakarya kepada teman-teman yang menderita kanker dan sedang menjalani kemoterapi. 

Hati tak bisa mengelak dan air mata tak bisa terbendung. Teman-teman yang sedang berjuang menghadapi kanker memberikan semangat kepada kami yang datang untuk mensyukuri hidup dan memanfaatkan kehidupan ini sebaik mungkin. 

Senyuman anak-anak yang terukir di bibir membuat kami semua tak bisa berkata-kata, di saat mereka sedang menjalani pengobatan, mereka pun masih memikirkan kami.

Kawan Bercerita Bersama Penderita Kanker
Kawan Bercerita Bersama Penderita Kanker
Sang co-founder, Dhara selalu berusaha memberikan ide baru dalam penampilannya. Media seperti boneka, prakarya dan buku dongeng selalu disiapkan, bahkan harus rela untuk merogoh tabungannya. 

Jikalau diberikan uang sebagai "uang bensin" maka uang itu langsung masuk kas dan menjadi modal untuk membuat media. Sungguh! Pengalaman yang menyenangkan dan mendebarkan ini membuat saya semakin yakin bahwa kawan bercerita suatu saat akan menjadi penjaga api literasi di negeri ini.

Kawan bercerita memanglah masih seumur jagung, namun semangat Dhara dan teman-teman lain haruslah diapresiasi. Kemauan mereka untuk menjaga asa anak-anak haruslah didukung. Anak-anak berhak mendapatkan hak yang sama untuk bermimpi dan berimajinasi. 

Memang, secara infrastruktur pendidikan masih banyak ketimpangan yang terjadi. Tetapi bukan sebuah alasan untuk kita menutup mata dan mengembalikan tanggung jawab itu kepada pemerintah. 

Anak-anak berhak bermimpi dan menentukan jalannya sendiri. Berbagilah cerita yang baik dengan anak-anak di sekitarmu, maka kamu membantu mereka menapaki tangga menuju mimpi. Literasi adalah kunci! Salam literasi dari pinggiran kota Yogyakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun