Tinggi badannya yang mencapai 182 membuatnya jadi sasaran empuk pada momen bola udara. Selama membela Ajax  musim lalu dia hanya mampu memenangkan setengah duel udara.
Sebagai pesepakbola yang masih berusia 22 tahun, dia kerap mengalami kesalahan dalam pemosisian tubuh dalam situasi difensif. Hal tersebut membuatnya dirugikan dalam berbagai situasi yang mengharuskannya mengambil keputusan secara cepat dan cermat untuk menghalau setiap serangan lawan. Namun kecepatannya sedikit banyak membantu mengatasi masalah ini.
Melihat usia mudanya dan kemitraan baru bersama Arteta yang memiliki kemampuan meningkatkan permainan para pemuda, dia menjadi prospek jangka panjang menjanjikan untuk Arsenal. Kini adaptasi menjadi masalah utama sang pemain.
Namun satu hal yang pasti, Arsenal telah menemukan satu amunisi meriam baru yang musti dipoles dan siap berdentum kencang dalam beberapa waktu mendatang.
