Mohon tunggu...
Dias Ashari
Dias Ashari Mohon Tunggu... Penulis - Wanita yang bermimpi GILA, itu akuuu..

Mantan Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aku, Hijab dan Pencarian Jati Diri

15 April 2024   15:50 Diperbarui: 15 April 2024   15:51 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri : Pantai di Yogjakarta

Aku, Hijab dan Pencarian Jati Diri

Aku si anak SD kelas 5 yang saat itu masih senang menggunakan rok diatas lutut, bermain bola dan juga berkelahi dengan anak laki-laki. Aku seorang anak yang biasa , tidak pintar, tidak begitu cantik hanya saja memiliki sikap penurut, terlebih kepada sosok seperti guru. Saat itu pada tahun 2000- an seperti anak lainnya yang pasti memiliki kegiatan mengaji sepulang sekolah atau ketika magrib datang.

Hari itu guruku menyampaikan suatu kalimat yang Masya Allah menjadi cikal bakal aku menggunakan kerudung hingga hari ini. Beliau berkata "Ada baiknya kalau kita sebagai anak perempuan dapat menutup aurat dengan sempurna. Jadi coba biasakan menggunakan kerudung diluar jam pengajian misalnya sekolah atau hanya sekedar ke warung saja".

Seperti yang aku ungkapkan diawal bahwa aku merupakan anak yang cukup penurut kepada seorang guru. Apapun yang keluar dari lisan beliau secepatnya aku kerjakan. Kondisi yang saat itu kurang mendukung karena kerudung seringkali identik digunakan oleh orang yang sudah sepuh. Jadi wajar ketika aku menggunakan baju panjang dan kerudung menjadi bahan perhatian. Termasuk beberapa keluargaku yang menentang aku menggunakan kerudung dan baju panjang karena terlihat seperti anak-anak yang bukan pada masanya.

Namun aku yang sedikit keras kepala tidak menghiraukan hal tersebut. Sehari-hari aku tetap menggunakan rok hitam dan juga jaket untuk menutupi bagian tubuhku. Meski demikian masih ada yang mengganjal ketika aku hanya bisa menggunakan pakaian yang menutup aurat itu di madrasah dan lingkungan rumah semata.

Permintaanku kepada ibu untuk dibelikan seragam sekolah yang panjang tidak terlalu dihiraukan. Alasannya karena saat itu aku yang akan menginjak kelas 6 dan akan secepatnya lulus maka sangat sayang jika seragam yang digunakan hanya dipakai selama satu tahun penuh.

Ada satu momen keajaiban terjadi dalam hidupku. Aku yang terkenal anak biasa saja mendapat panggilan mc untuk naik ke panggung saat acara kelulusan tiba. Aku si anak biasa ini mendapatkan predikat juara 3 di kelas dan menyalip beberapa temanku yang biasa bertenggeng di jajaran 5 besar. Kejutan lainnya kelima siswa tersebut mendapat beasiswa untuk masuk ke SMP Negeri di Bandung.

Namun aku yang saat itu berpikiran bahwa SMP Negeri itu mayoritas tidak menggunakan kerudung. Sehingga hari itu aku memutuskan tidak mengambil beasiswa itu karena mau masuk ke sekolah MTs yang tentu seragamnya full menggunakan kerudung.

Aku sangat kegirangan saat itu bisa menggunakan kerudung di sekolah, dirumah , di madrasah dan diluar rumah. Namun benar adanya yang terdapat dalam Qs. Al Ankabut ayat 2 bahwasannya, "Apakah mereka akan dibiarkan begitu saja mengakui keimanan tanpa diuji terlebih dahulu ?".

Niat yang bulat untuk menggunakan kerudung disekolah ternyata tidak semudah yang dipikirkan. Bahan kerudung yang cukup tebal juga aktivitas yang begitu padat membuat kepala terasa panas. Belum lagi tak lama setelah konsisten menggunakan kerudung di segala situasi munculah kutu kepala yang tentu membuat kepala gatal dibuatnya.

Meski demikian aku yang sempat mengeluh itu masih tetap bersikukuh untuk mempertahankan kerudung itu untuk tidak lepas dari bagian kepalaku. Namun layaknya keimanan yang naik turun begitu juga dengan style kerudung yang aku gunakan. Menjelang SMK aku sudah tidak lagi berada dilingkungan muslimah tentu mendapat berbagai macam godaan untuk terlihat modis di hadapan kawan-kawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun