Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Ombak dari Manado Tua

25 Januari 2021   20:28 Diperbarui: 25 Januari 2021   20:28 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemarin, angin menari bersama hujan

Menggugurjatuhkan daun-daun bambu yang menguning
Lalu menerpakan diri ke teras-teras beratap rendah

Hujan berlari lebih cepat di sisi angin
Membawa ombak dari sisi jauh Manado Tua
Lalu melemparkan begitu saja ke dinding-dinding yang didirikan di atas laut

"Aku hanya bermain di luasan yang diambil," kata ombak kepada angin sambil memecah-diri dan berlari ke arah-arah yang dikehendaki

Bukankah cinta serupa ombak yang berlari dari Manado Tua

Membawa gemuruh-gemuruh sunyi
Dan melemparkan diri ke permukaan yang sudah ditanamtutupi dengan banyak perjalanan dan catatan, dengan keriuhan dan lalu-lalang

Pun cinta juga serupa Manado Tua: datang dari tempat jauh dan menuju ke tempat jauh

Sesekali melambaikan tangan untuk pertemuan
Sesekali juga melambaikan tangan untuk kepergian

Bukankah ia sungguh hanya serupa ombak yang datang dari Manado Tua dan pergi begitu saja setelah menerpa?

Di antara berita-berita kematian yang terus menganak-sungai, kita menunggu lonceng Jumat Pertama didentangnyaringkan

Lalu bergegas-langkah melalui pohon-pohon palma di depan Gua Maria

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun