Menggugurjatuhkan daun-daun bambu yang menguning
Lalu menerpakan diri ke teras-teras beratap rendah
Hujan berlari lebih cepat di sisi angin
Membawa ombak dari sisi jauh Manado Tua
Lalu melemparkan begitu saja ke dinding-dinding yang didirikan di atas laut
"Aku hanya bermain di luasan yang diambil," kata ombak kepada angin sambil memecah-diri dan berlari ke arah-arah yang dikehendaki
Bukankah cinta serupa ombak yang berlari dari Manado Tua
Membawa gemuruh-gemuruh sunyi
Dan melemparkan diri ke permukaan yang sudah ditanamtutupi dengan banyak perjalanan dan catatan, dengan keriuhan dan lalu-lalang
Pun cinta juga serupa Manado Tua: datang dari tempat jauh dan menuju ke tempat jauh
Sesekali melambaikan tangan untuk pertemuan
Sesekali juga melambaikan tangan untuk kepergian
Bukankah ia sungguh hanya serupa ombak yang datang dari Manado Tua dan pergi begitu saja setelah menerpa?
Di antara berita-berita kematian yang terus menganak-sungai, kita menunggu lonceng Jumat Pertama didentangnyaringkan
Lalu bergegas-langkah melalui pohon-pohon palma di depan Gua Maria
Mengambil air suci di dekat pintu kaca, hanya untuk mensyukuri betapa rapuhnya daging ketika harus membawa cinta
"Mungkin nanti aku akan menjadi pendoa untuk jiwamu," katamu kemarin
Dalam senyum yang begitu rapuh saat kita terus menyelinap di antara berita-berita kematian
Ah, kematian terasa terus mendekat memang
Semakin banyak nama yang harus dikenang saat kita hanya ingin bercanda dengan mereka
"Apakah kamu mempunyai sebuah doa untukku?" tanyaku
"Mungkin," jawabmu, sambil menyelinap pergi di antara berita-berita kematian
| Manado | 25 Januari 2021 | 16.05 |