Bukankah kamu adalah semacam hari yang tidak pernah datang itu?
Atau semacam waktu yang ada ketika ditunggu dan tidak ada ketika terbaikan?
Sesore ini, mungkin kamu sedang melewati jalan ke barat
Menyisir tepian sungai berturap beton
Sungai tanpa batu pun air terjun
Sungai yang arusnya seperti pilinan peristiwa: berarus deras di dalam dan tampil molek di permukaan
"Tetapi ombak lebih bergemuruh di dalam kepalaku," guraumu pada sebuah pagi yang akan berakhir
Aku tidak tahu apa yang hendak kusampaikan
Mungkin hanya dengan anggukan yang tidak akan pernah terlihat olehmu
Atau dengan tatapan yang menyusuri permukaan tanah sehabis hujan
"Hujan tidak juga membuat jalanan menjadi lebih lancar ya," gumanmu seperti awan yang beringsut di atas puncak Gunung Merapi
Pada akhirnya, hanya dapat kuingat matamu selepas lonceng berhenti berdentang, sebelum sewarna biru kau angsurkan kepadaku
Tatapan yang membuat alasan menyimpan banyak peristiwa menjadi sia-sia
Tatapan yang merupa jalan pulang di antara pohon-pohon jati yang berjajar rapat
| Yogyakarta | 12 Februari 2019 | 17.30 |