Mohon tunggu...
Diantika IE
Diantika IE Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penulis, Blogger, Guru, Alumnus Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Menulis di Blog Pribadi https://ruangpena.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Karena Rasa Tak Pernah Bohong

8 Juli 2019   19:25 Diperbarui: 28 Juni 2021   22:17 1045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karena Rasa Tak Pernah Bohong (karyapemuda.com)

Karena rasa tak pernah bohong. Kalimat itu mengingatkan kita kepada sebuah selogan iklan produk makanan. Akan tetapi, kali ini kita tidak sedang membicarakan sebuah produk apapun. Mari kita ungkap, bahwa kalimat tersebut ada benarnya. Yang namanya rasa itu tidak akan pernah bisa berbohong.

Hati adalah tempat berkumpulnya rasa. Sumber dari semua reaksi bermula. Tidak bisa dipungkiri bahwa hati banyak memengaruhi tindakan-tindakan yang dilakukan manusia, meskipun logika banyak berperan di dalamnya.

Abu Hurairah berkata bahwa, "Hati adalah raja. Sedangkan anggota tubuh adalah para prajuritnya. Apabila hati baik, maka baiklah pula para prajuritnya. Sebaliknya apabila raja busuk, maka busuk pulalah para prajuritnya." 

Baca juga : Terjebak Rasa Kasihan Tanpa Perasaan

Karena hati merupakan raja, maka pandai-pandailah menjaga agar hati tetap bersih supaya semua anggota tubuh yang lain pun tetap terbebas dari penyakit dan perbuatan yang tercela. Sebagai seseorang yang juga tidak mau mendapat perlakuan buruk dari orang lain, pandai-pandailah menjaga hati orang lain.

Seseorang bisa sangat reaktif ketika hatinya telah terusik. Merasa tidak dihargai, tersinggung, kecewa, merasa direndahkan bahkan dipataklan oleh orang yang telah dipercayainya. 

Sebaliknya, orang akan rela melakukan apa saja jika rasa hatinya telah terbeli. Ia akan senantiasa memberikan yang terbaik untuk pihak yang telah membuatnya merasa nyaman dan dihargai.

Hati-hati dengan hati. Lisan bisa menipu, tetapi hati tidak bisa dobohongi. Seseorang yang pernah disakiti mungkin bisa kembali berbaik hati kepada kita, tetapi jangan harap ia memperlakukan kita dengan cara yang sama.

Baca juga : Perasaan Iri Itu Baik, Jika...

Teman yang tadinya sangat erat kedekatannya, perlahan mundur teratur, lalu hilang. Partner kerja menjadi enggan lagi bekerja sama dengan kita, karena merasa tidak nyaman. Penanam modal, menghentikan aliran dananya karena merasa tidak layak lagi menjalin hubungan kerja sama. Banyak lagi contoh kasus yang terjadi gara-gara hati.

Sekeping hati yang katanya menggantung di bagian rongga dada manusia, sangat berperan penting bagi kelangsungan kehidupan sosial. Dengan saling menjaga hati, kita semua akan baik-baik saja. Menemukan sinergi yang lebih nyaman dan terarah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun