Mohon tunggu...
Diannita Harahap
Diannita Harahap Mohon Tunggu... Dosen - Microbiologist

Kepeminatan Biologi. Orang Batak yang lahir di Jayapura Papua dan digariskan takdir mengabdi di Aceh. Selamat datang di blog saya ya.. rumah sederhana, enjoy everyone.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Bioproses Cuka dan Aplikasinya pada Obat dan Kosmetik

25 Februari 2023   09:30 Diperbarui: 25 Februari 2023   21:06 1407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: FREEPIK/RAWPIXEL.COM

"Mereka yang malas belajar, hanya memiliki dua pilihan: Tergantikan atau menjadi pengejar mimpi orang lain" (Jeny Karay)

Obat-obatan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia modern. Gaya hidup, isu perubahan iklim, genetik dan status kesehatan seseorang dapat memicu berbagai macam masalah kesehatan. Tidak terkecuali bagi masalah kesehatan kulit.

Perawatan kulit dipilih sebagai bentuk investasi kesehatan. Selain itu, beberapa berpendapat merawat kulit sebagai upaya penghargaan bagi diri sendiri yang dilakukan setiap hari. 

Berbeda dengan obat yang manfaatnya mengobati, kosmetik bermanfaat dalam membersihkan, menjadikan wangi, mengubah penampilan dan memelihara tubuh sehingga dalam kondisi baik.

Banyak pilihan produk yang menawarkan fungsi obat dan atau kosmetik. Tinggal saja konsumen bijak memilih sesuai kebutuhan.


Tulisan kali ini mengulas teknologi bioproses dalam bidang obat dan kosmetik. Penulis memilih bioproses asam organik karena sifatnya merelaksasi kulit.

Dalam proses pembentukan cuka dikendalikan oleh mikroba, baik tunggal maupun konsorsium.

1. Cuka Apel
Cuka apel berbahan dasar Buah Apel. Buah ini difermentasi untuk menghasilkan cuka pada kondisi anaerobik, tanpa paparan oksigen. Cuka apel banyak diaplikasikan pada kulit sebagai obat dan kosmetik.

Sebagai obat digunakan untuk mengatasi keluhan jerawat, bintik-bintik cokelat penuaan, ruam, dan radang psioriasis pada kulit. Sedangkan untuk perawatan, cuka apel juga diaplikasikan sebagai toner yang menghidrasi kulit setelah membersihkan wajah.

Kandungan utama cuka apel yaitu vitamin, mineral, enzim dan asam amino esensial.

Untuk perawatan luar seperti pada kulit cuka apel diaplikasikan dengan terlebih dahulu mencampurkan mengikuti perbandingan 1:150.

Gambar cuka apel. Sumber: freepik.com/towfiqu999
Gambar cuka apel. Sumber: freepik.com/towfiqu999

2. Cuka Kombucha
Kombucha tidak asing lagi bagi pecinta makanan dan minuman fermentasi. Khasiat bagi kesehatan telah banyak diketahui manfaatnya secara ilmiah baik in vitro maupun in vivo. Begitupun manfaat cuka kombucha pada aplikasi industri kosmetik.

Cuka kombucha diperoleh dari fermentasi lebih dari 14 hari teh dengan bibit yang disebut scoby (symbiotic culture of bacteria and yeast). Penikmat kombucha akan meminum hasil fermentasi kurang dari 14 hari. Selebihnya biasanya setelah bibit dan cairan dipisahkan, jika tidak dipindahkan ke dalam kulkas maka fermentasi berlanjut.

Mengapa demikian, masih terdapat untaian-untaian halus scoby yang bercampur dengan cairan kombucha sehingga fermentasi pada suhu ruangan akan berlanjut sehingga cairan akan menjadi semakin asam. Cairan asam inilah yang disebut sebagai cuka.

Sama seperti cuka apel, cuka kombucha telah diaplikasikan sebagai toner.

Melansir dari marketplace shopee, beberapa produk kosmetik berbasis cuka kombucha terjual. Produknya berupa penghapus make-up dan toner. Pemeringkatan produk dengan nilai tertinggi dari konsumen hingga 1,4 ribu dan 10 ribu lebih pembeli yang berlokasi di Tangerang dan Bogor.

3. Cuka Kayu
Cuka kayu merupakan cairan organik alami yang dihasilkan dari kondensasi asap hasil bakaran kayu. Produksi cuka dilakukan pada tangki/drum yang dirangkaikan dengan alat pyrolisator untuk mengalirkan asap.

Asap yang dihasilkan diperangkap dan didinginkan sehingga dapat ditampung cairan hasil kondensasi. Cairan berwarna kuning, kecokelatan hingga cokelat tua. 

Tahapan selanjutnya cairan difermentasi selama 24 jam. Cairan ini disebut sebagai Cuka kayu grade 3. Cuka jenis ini masih mengandung banyak Tar.

Untuk mengetahui proses pembuatan cuka kayu grade 3. Selengkapnya dapat menonton video dengan link ini.

Cuka kayu grade 2 sering diaplikasikan dengan metode destilasi lanjutan. Bahan dasar destilasi lanjutan yaitu cuka kayu grade 3. Cuka grade dua telah terbebas dari senyawa Tar.

Untuk aplikasi bidang kesehatan dan kosmetik digunakan cuka kayu grade 2. Selengkapnya dapat menyimak video ini, untuk dapat melihat proses destilasi lanjutan cuka kayu.

Menurut PPID Pertanian, cuka hasil destilasi ini yang selanjutnya dipakai sebagai bahan pembuat kosmetik dan obat-obatan. 

4. Cuka Bunga Mawar
Bunga Mawar adalah bunga populer yang dikenal masyarakat. Manfaat antioksidan dan anti depresan, anti kanker dan anti mikroba telah diketahui dari penelitian terdahulu.

Hal ini menyebabkan bunga mawar banyak dikembangkan berskala industri di bidang obat-obatan dan kosmetik.

Produksi cuka bunga mawar dikembangkan secara laboraratorium dan dilakukan telaah karakteristik kimia. Hasilnya diperoleh kandungan asam galat, katekin, klorogenat, apigenin, quercetin dan kaempferol. Aktivitas fenolik dan antioksidan dengan nilai tinggi.

Selain senyawa di atas, terdapat juga senyawa volatil yakni rose-oxide, acetic-acid, 2-phenethanol, octanoic-acid, ethyl-phenylacetate, isoamyl-acetate, phenylacetic-acid, acetoin, linalool, ethyl-acetate, -citronellol.

Hasil ini dapat dijadikan dasar pengujian lebih lanjut terhadap aplikasi cuka bunga mawar. Selain itu menjadi dasar bagi eksplorasi cuka bunga jenis lainnya. 

5. Cuka Buah Jujuba (Ziziphus jujube Mill)
Buah jujuba merupakan buah yang semarga dengan buah Bidara Cina (Ziziphus zizyphus). Komposisi kimia dalam cuka buah Jujuba yaitu kandungan fenolik, asam organik, volatil dan antioksidan. 

Aktivitas antioksidan dan kandungan fenolik total pada cuka buah Jujuba dengan metode tradisional ditemukan lebih tinggi daripada jus buah Jujuba dan Anggur.

Gambar. Buah Jujuba. Sumber. Khan dkk. 2018
Gambar. Buah Jujuba. Sumber. Khan dkk. 2018
Asam protokatekat, asam klorogenat, asam phidroksibenzoat, asam caffeik, epicatechin, dan asam syringic terdeteksi dalam cuka jujube. Selain itu asam oksalat, asam malat, asam tartarat, format asam, asam askorbat, asam laktat, asam asetat dan beberapa komponen asam organik lainnya ditentukan dalam cuka jujube. 

Senyawa aroma yang mudah menguap seperti ester, aldehida, alkohol, terpene, asam, dan keton ditentukan dalam sampel buah Jujuba.

Jika melihat kandungan kimia yang terdapat pada keempat cuka di atas maka diduga berpotensi sebagai bahan kosmetik yang dapat dipelajari lebih lanjut. Bioproses dari bahan alam ini dapat diaplikasikan dengan aman untuk tubuh manusia terutama mendukung perawatan dan kesehatan kulit.

Referensi
Budak, H.N. Determination of Changes in Volatile Aroma Components, Antioxidant Activity and Bioactive Compounds in the Production Process of Jujube (Ziziphus jujuba Mill.) Vinegar Produced by Traditional Methods. Fermentation 2022, 8, 606. https://doi.org/10.3390/ fermentation8110606
https://ppid.pertanian.go.id/doc/1/Cuka%20Kayu.pdf
https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S2212429222005223?via%3Dihub (abstrak) diakses 25 Februari 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun