Alur cerita yang digunakan dalam novel ini yaitu campuran. Dimana kisah masa lalu dan masa kini saling bertautan untuk mengungkap alasan di balik perilaku Jana. Alur cerita berkembang dari konflik batin yang kompleks menuju proses penyadaran diri. Klimaksnya terjadi ketika Jana harus menghadapi kenyataan pahit bahwa Dimi tidak akan pernah mencintainya, dan ia mulai membuka diri terhadap kehadiran Cakra. Setelah puncak konflik tersebut, cerita mengalir dengan lebih tenang, menggambarkan proses penyembuhan luka batin yang dialami tokoh utama. Â
Penokohan dalam novel ini menjadi salah satu kekuatan utama. Jana digambarkan sebagai sosok yang keras, emosional, dan penuh luka karakter yang kadang membuat pembaca frustrasi, namun tetap terasa manusiawi. Dimi adalah cerminan dari sosok ideal yang dingin dan tidak mudah terbaca, sementara Cakra hadir sebagai kebalikan dari Dimi: hangat, tulus, dan penuh empati. Ketiga tokoh ini membentuk dinamika yang menarik karena masing-masing membawa luka dan cara berbeda dalam menyikapinya. Perkembangan karakter, terutama Jana, digambarkan dengan cukup mendalam sehingga pembaca dapat melihat transformasinya dari gadis yang egois menjadi pribadi yang lebih menerima.
Gaya bahasa yang digunakan puitis dan emosional. Kalimat-kalimatnya sarat makna dan menggambarkan suasana hati tokoh utama secara mendalam. Banyak kutipan reflektif yang bisa menggugah perasaan pembaca muda, misalnya tentang kehilangan, pengharapan, dan proses menerima diri. Setelah saya menyelesaikan membaca buku novel ini saya dapat menyimpulkan bahwa penulis secara tidak langsung memberikan pemahaman bahwa pentingnya menerima diri apa adanya, memaafkan masa lalu, dan menyadari bahwa kebahagiaan sejati sering kali datang dari keberanian untuk melepaskan apa yang ada pada di masa lalu. Jika kalian sedang mencari buku bacaan yang berunsur psikologi dan reflektif unsur pencarian jati diri buku novel ini bisa jadi rekomendasi.
Kelebihan novel :
Kelebihan dari novel ini terletak pada kedalaman karakter dan tema yang relevan dengan kehidupan emosional anak remaja yaitu tentang cinta tak berbalas, luka batin, dan penerimaan diri. Penyelesaian masalah diselesaikan dengan klimaks yang memuaskan karena diselesaikan dengan realistis dan memberikan ruang bagi pembaca untuk merenung.
Kekurangan Novel :
Kelemahan novel ini terletak pada ada beberapa bagian cerita yang terlalu dibuat didramatisir.Â
"Kalau aja lo bisa melihat dunia ini lebih luas, lo bakal tahu alasan lo untuk berjuang melawan kehendak hidup. Tapi, untuk kita yang sekarang bernasib buruk, satu-satunya yang bisa kita lihat adalah diri kita sendiri. Jadi, kalau emang lo merasa nggak punya siapa-siapa lagi untuk lo perjuangin di dunia ini, lo bisa perjuangin diri lo sendiri...." ~Cakra - halaman. 170
"PENYESALAN ITU DATANG ketika semua tak bisa lagi dia selamatkan, hadir kala semuanya tak bisa dia perbaiki lagi, dan ada saat semuanya tak bisa diulang kembali."~ Jana halaman. 224
Hidup tidak selalu sedih. Tidak juga selalu bahagia. Untuk menulis kisah indah itu di dalamnya, hidup butuh kedua hal itu. (halaman.407)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI