Pagi masih buta. Udara masih segar membuat kerongkongan tertusuk tajam. Sedang medan tak bersahabat. Tak padam seperti api, semangatmu masih bulat.
Veteran dari timur, berjalan mencari sesuap nasi. Melangkah, menyeret kaki. Kau pastikan bahwa keamanan dan kedaulatan masih ada di dalam negeri.
Banyak orang yang tak mengenali nama dan pengorbananmu. Bila Tuhan memutar waktu kembali, kau kan dikenal setiap hari.
Tangan yang dulu kau pakai untuk melempar granat. Mengokang senjata. Kini berurat. Nadimu tak mampu lagi untuk menghadang musuh negeri.
Kau berjalan sempoyangan, kaki yang dulu mendapat  jatah sepatu kopral. Hanya tersisa tulang dan kulit. "Aku ingat. Bukankah bambu runcing yang dulu kau gunakan, sekarang kau pakai untuk berjalan?"
Matamu meyimpan sejarah yang seakan terpendam. Ada kebenaran yang tak bisa kau ungkapkan. Ada cerita yang tak bisa kau tuliskan. Hanya pilu
Pilu dan haru masih menusuk dalam kalbu
Tasikmalaya, 10 November 2021