Mohon tunggu...
Dian Burhani
Dian Burhani Mohon Tunggu... Penulis - Science writer

Science writer

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Konsep Circular Economy, Solusi Jitu Tangani Limbah Masker

19 Juli 2022   10:28 Diperbarui: 20 Juli 2022   18:47 887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masker medis bekas sangat berpotensi menjadi limbah mikroplastik. Proses degradasi limbah plastik menjadi mikroplastik dapat terjadi karena angin, temperatur, mekanik dan sinar UV yang menyebabkan plastik terfragmentasi menjadi ukuran mikro (independent via KOMPAs.com)

Lebih lanjut, perubahan iklim menyebabkan perubahan cuaca ekstrim sangat berperan dalam terdegradasinya limbah plastik menjadi mikroplastik dan membantu meluasnya penyebaran limbah plastik di bumi. Bahkan, sampah plastik telah ditemukan di dasar palung Mariana yang merupakan palung terdalam di dunia.

Potensi dan tantangan bioplastik

Mengacu pada Surat Edaran SE.3/MENLHK/PBSL3/PLB2/3/2021 poin 9, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia memberikan kewenangan kepada Pemerintah daerah dalam menyediakan tempat sampah masker. 

Tetapi memang, implementasinya hingga saat ini belum terasa. Bahkan, di kota-kota besar, jarang sekali kita jumpai tempah sampah khusus masker medis.

Kekhawatiran terhadap rendahnya penanganan limbah di Indonesia, khususnya limbah plastik yang disebabkan oleh masker medis bekas juga menjadi concern semua pihak.

Para peneliti di Indonesia, misalnya, tengah melakukan riset pengembangan material berbahan baku ramah lingkungan, yaitu biomassa yang sustainable (bioplastik) pengganti propilen. 

Bioplastik ini menghasilkan emisi gas rumah kaca yang lebih rendah dibandingkan dengan plastik konvensional. Namun demikian, ada potensi resiko tersembunyi di balik produksi plastik berbahan baku biomass aini. 

Seperti yang diketahui, biomassa tentu saja membutuhkan lahan untuk tumbuh. Dan dibutuhkan lahan yang sangat luas (sekitar 61 juta hektar) untuk memenuhi kebutuhan plastik secara global. 

Apabila penggunaan lahan ini dijadikan sebagai faktor dalam menghitung kajian siklus hidup bioplastik, hasil emisi gas rumah kaca nya akan hampir sama dengan plastik konvensional (Liptow and Tilman, 2012). 

Selain itu, penyeragaman penanaman biomassa tentu saja dapat merusak biodiversitas. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan sebelum kita bisa menggunakan bioplastik sebagai daily basis. 

Oleh karena itu, diperlukan solusi lain yang dapat secara langsung menjawab tantangan masifnya kuantitas limbah masker medis yang sudah ada di lingkungan saat ini.

Ekonomi Sirkular

Di sinilah konsep pemanfaatan daur ulang sangat berperan dan masyarakat Indonesia sudah aware dengan hal tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun