Mohon tunggu...
Diana Nabilah
Diana Nabilah Mohon Tunggu... Pembelajar

Belajar menulis dengan menghimpun ekspresi melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mikul Dhuwur, Mendhem Jero

8 Agustus 2025   19:28 Diperbarui: 8 Agustus 2025   19:28 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: dokumen pribadi

Mikul Duwur, Mendhem Jero

Junjung tinggi nama yang diwariskan,
dari peluh ayah, dari air mata ibu yang diam-diam.
Mereka tak selalu sempurna di mata dunia,
namun cintanya tak pernah lekang meski tanpa kata.

Ada luka yang pernah tercipta,
ada cela yang mungkin terbaca.
Namun tak semua harus kau sebarkan di udara,
tak semua harus menjadi cerita bagi mereka yang tak paham maknanya.

Mikul dhuwur, mendhem jero, begitulah diajarkan,
mengangkat kebaikan, memendam dalam kekurangan.
Bukan untuk membohongi kenyataan,
tapi demi menjaga kehormatan, demi kasih yang tak terbalaskan.

Jika ada kebaikan, ceritakan dengan bangga,
agar harum nama tetap mengudara.
Namun jika ada luka, simpanlah di relung yang bijaksana,
agar tak menjadi bara yang membakar rumahmu sendiri tanpa sisa.

Hormatilah mereka yang terdahulu,
yang membesarkanmu meski kadang keliru.
Karena sejatinya keluarga bukan tentang sempurna,
tapi tentang bagaimana kita menjaga cinta dan rahasia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun