Mohon tunggu...
Diana Lieur
Diana Lieur Mohon Tunggu... Administrasi - Cuma orang biasa

No matter what we breed; "We still are made of greed"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ketika Drama Korea Menjadi Candu

20 Desember 2017   10:19 Diperbarui: 21 Desember 2017   01:00 1953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dramafever.com

Bahkan seandainya jika salahsatu pemain (sekalipun bukan pemeran utama) ditiadakan maka akan merubah alur ceritanya, sebab mereka memiliki peran masing-masing yang khas. Para pemainnya pun tak hanya sekedar bermodalkan tampang saja, namun mereka mampu menjalankan perannya secara total. 

Jika mereka berperan sebagai gembel maka jadilah seperti gembel sungguhan dengan mengorek-ngorek tempat pembuangan baju bekas, bahkan ngorek-ngorek sampahnya pun terlihat natural hehee.

4. Komedi yang sederhana

Aneh rasanya apabila drama korea sama sekali tak menyelipkan sisi komedinya dalam setiap episode. Bahkan dalam drama yang menyajikan cerita khusus seperti hukum, politik atau penyelidikan terhadap kasus pembunuhan, sang sutradara seperti tidak kehabisan akal untuk menyelipkan komedi pada adegan yang sedang serius-seriusnya. 

Misalnya pada drama korea yang baru-baru ini saya tonton berjudul "Doubtful Victory" dimana si pemeran utamanya dikejar-kejar dalam stasiun kereta oleh beberapa jaksa karena telah mencuri barang bukti, namun di tengah adegan meneganggan tiba-tiba dalam pengejarannya salah seorang jaksa lupa membawa kartu prabayar dan meminta dibayarkan agar bisa masuk ke dalam tempat penungguan kereta. Komedi yang diselipkan cukup sederhana namun bisa meregangkan ketegangan penonton oleh tawa yang luar biasa.

5. Banyak pesan positif yang disampaikan

Setiap film atau drama dipastikan selalu memberikan pesan positif pada setiap penonton, yang membedakan hanya lah kadarnya saja. Banyak orang yang berpendapat bahwa terlalu sering menyaksikan drama korea akan membuat kita semakin baper dan banyak berkhayal, padahal tak selalu begitu (walau kadang begitu hehee). 

Banyak kok pesan - pesan baik yang disampaikan kepada penontonnya, apalagi dalam kepercayaanya mayoritas masyarakat korea mengenal betul dengan konsep reinkarnasi. Beberapa drama korea kerap kali mengangkat pesan moral tentang karma yaitu "What goes around comes back around". Dengan alur cerita yang sederhana dan tak berlarut - larut episodenya, drama korea mampu mengingatkan kita bahwa segala perbuatan jahat ataupun baik pasti akan ada balasannya, sekalipun dalam kehidupan selanjutnya.

Bahkan di drama yang baru saja tamat berjudul "Because this is my first life" terselip pesan positif yang sepertinya sengaja disampaikan pada anak-anak muda zaman sekarang. Dimana saat itu ada adegan seorang anak muda dari keluarga sederhana yang menjual motor mahalnya untuk melanjutkan biaya pendidikan, sebab gaya hidupnya yang seperti itu tak cocok untuk dirinya di negara tersebut. Wah sungguh beda ya dengan sinetron - sinetron kids zaman now disini.

Dan satu hal yang paling saya sukai dari para pemain drama korea adalah kebanyakan mereka benar-benar orang korea, sekalipun orang asing pasti perannya hanyalah sebagai seorang teman dari pemeran utama saja seperti pada drama"The Heirs"ketika Kim Tan masih tinggal di California.

Sebenarnya masih banyak daya tarik yang dimiliki drama korea sehingga membuat banyak orang menjadi kecanduan menyaksikannya, namun hanya itu saja yang bisa saya tuliskan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun