Ketika Drama Korea Menjadi Candu

Setiap pecinta drakor atau drama korea pasti memiliki ceritanya sendiri saat pertama kali jatuh cinta pada drakor. Saya termasuk poporang yang telat mengenal lika liku drama dari Negeri gingseng tersebut. Meski hanya melihat serial drama di TV, tetap saja kalau mama saya lah yang lebih dulu jatuh cinta pada drakor daripada anaknya ini. 

Sepulang kerja, mulai dari Drama berjudul Full House, Cruel Tempatation, Bread Love and Dream, You Are My Destiny dan drama lainnya asik ia saksikan jauh sebelum mengenal Meethi Uttarandi TV. Awalnya memang sama sekali tak tertarik untuk bergabung bersama di depan TV, namun setelah menyaksikan drama korea sekilas saja saya sadar bahwa drama korea adalah candu, bahakan sampai sekarang saya masih kecanduan mantengin drama korea yang statusnya masih ongoing.

Bukan tanpa alasan drama korea dikategorikan sebagai candu, sebab drama korea memang memilik daya tarik tersendiri di mata para pecintanya seperti sebagai berikut ini.

1. Memberikan rasa penasaran di setiap episodenya

Sudah menjadi hal rutin bagi para pecinta drama korea berlaku bagaikan seorang peneliti dengan membuat dugaan - dugaan sementara di setiap akhir episode. Sepertinya sang sutradara sengaja memberikan kesan penasaran tentang seperti apa sih cerita di episode berikutnya hingga membawa penonton seolah - olah ada dalam drama tersebut. 

Hampir setiap drama korea memiliki karakteristik seperti ini, bahkan di akhir episode ada beberapa drama yang memberikan preview episode selanjutnya, biasanya berdurasi 30 detik dan menayangkan potongan adegan yang membuat penonton merasa dag dig dug. Jadi wajar ketika sehabis menyaksikan drama korea, banyak orang yang akan baper dan kembali menceritakannya dengan sesama pecinta drakor.

2. Hanya tayang dua kali dalam seminggu

Berbeda dengan sinetron indonesia yang hampir setiap hari tayang di TV. Dalam jadwal penayangannya, drama korea  yang masih ongoing biasanya akan tayang dua hari dalam seminggu saja di TV korea. Bisa satu episode dalam sehari atau dibagi menjadi dua episode yang masing-masing berdurasi kurang lebih 30 menit. 

Jangka waktu yang cukup lama ini lah yang membuat para pecinta drakor enggan merasa bosan dan setia menunggu episode selanjutnya di minggu depan. Bahkan sebagian akan rela menunggu lebih lama untuk bisa menonton episode selanjutnya di internet karena keterbatasan bahasa dan lokasi.

3. Setiap pemain memiliki karakter tersendiri

Hal ini pernah saya rasakan ketika melihat drama korea tidak dari episode awal. Karena setiap pemain memiliki karakternya sendiri dalam drama, jadi cukup membantu untuk memahami bagaimana alur ceritanya, sekalipun tak melihat dari episode awal. Jumlah pemain yang mencolok tak terlalu banyak atau bergerombolan membuat mereka memiliki karakter penting sebagai penunjang dalam drama. 

Bahkan seandainya jika salahsatu pemain (sekalipun bukan pemeran utama) ditiadakan maka akan merubah alur ceritanya, sebab mereka memiliki peran masing-masing yang khas. Para pemainnya pun tak hanya sekedar bermodalkan tampang saja, namun mereka mampu menjalankan perannya secara total. 

Jika mereka berperan sebagai gembel maka jadilah seperti gembel sungguhan dengan mengorek-ngorek tempat pembuangan baju bekas, bahkan ngorek-ngorek sampahnya pun terlihat natural hehee.

4. Komedi yang sederhana

Aneh rasanya apabila drama korea sama sekali tak menyelipkan sisi komedinya dalam setiap episode. Bahkan dalam drama yang menyajikan cerita khusus seperti hukum, politik atau penyelidikan terhadap kasus pembunuhan, sang sutradara seperti tidak kehabisan akal untuk menyelipkan komedi pada adegan yang sedang serius-seriusnya. 

Misalnya pada drama korea yang baru-baru ini saya tonton berjudul "Doubtful Victory" dimana si pemeran utamanya dikejar-kejar dalam stasiun kereta oleh beberapa jaksa karena telah mencuri barang bukti, namun di tengah adegan meneganggan tiba-tiba dalam pengejarannya salah seorang jaksa lupa membawa kartu prabayar dan meminta dibayarkan agar bisa masuk ke dalam tempat penungguan kereta. Komedi yang diselipkan cukup sederhana namun bisa meregangkan ketegangan penonton oleh tawa yang luar biasa.

5. Banyak pesan positif yang disampaikan

Setiap film atau drama dipastikan selalu memberikan pesan positif pada setiap penonton, yang membedakan hanya lah kadarnya saja. Banyak orang yang berpendapat bahwa terlalu sering menyaksikan drama korea akan membuat kita semakin baper dan banyak berkhayal, padahal tak selalu begitu (walau kadang begitu hehee). 

Banyak kok pesan - pesan baik yang disampaikan kepada penontonnya, apalagi dalam kepercayaanya mayoritas masyarakat korea mengenal betul dengan konsep reinkarnasi. Beberapa drama korea kerap kali mengangkat pesan moral tentang karma yaitu "What goes around comes back around". Dengan alur cerita yang sederhana dan tak berlarut - larut episodenya, drama korea mampu mengingatkan kita bahwa segala perbuatan jahat ataupun baik pasti akan ada balasannya, sekalipun dalam kehidupan selanjutnya.

Bahkan di drama yang baru saja tamat berjudul "Because this is my first life" terselip pesan positif yang sepertinya sengaja disampaikan pada anak-anak muda zaman sekarang. Dimana saat itu ada adegan seorang anak muda dari keluarga sederhana yang menjual motor mahalnya untuk melanjutkan biaya pendidikan, sebab gaya hidupnya yang seperti itu tak cocok untuk dirinya di negara tersebut. Wah sungguh beda ya dengan sinetron - sinetron kids zaman now disini.

Dan satu hal yang paling saya sukai dari para pemain drama korea adalah kebanyakan mereka benar-benar orang korea, sekalipun orang asing pasti perannya hanyalah sebagai seorang teman dari pemeran utama saja seperti pada drama"The Heirs"ketika Kim Tan masih tinggal di California.

Sebenarnya masih banyak daya tarik yang dimiliki drama korea sehingga membuat banyak orang menjadi kecanduan menyaksikannya, namun hanya itu saja yang bisa saya tuliskan. 

Saya mohon maaf apabila ada kesalahan kalimat yang menyinggung hati kids zaman now (itu juga kalau ada yang baca). Saya ucapkan terimakasih, Saranghaeyo Lee Jong Suk Oppa dan semoga gak cinlok beneran ya sama Mbak Suci eh Mbak Suzzy maksudnya, Salam.

Tangerang, 20 Desember 2017

Diana.