Mohon tunggu...
Dian Purnama
Dian Purnama Mohon Tunggu... klaverstory.com

-Job fils your pocket, adventure fils your soul-

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Perjuangan Haerulla di Sulawesi Tenggara: Sampah Jadi Tabungan, Lingkungan Jadi Warisan

10 Oktober 2025   10:50 Diperbarui: 10 Oktober 2025   14:27 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penjemputan sampah (Sumber: Instagram @nampah_official)

Sampah menjadi isu lingkungan yang tengah marak di Yogyakarta beberapa tahun terakhir ini. Momen Jogja darurat sampah menjadi titik krusial. Berbagai hal dilakukan oleh pemerintah, salah satunya dengan diluncurkannya program Masyarakat Jogja Olah Sampah alias MasJOS pada bulan Juli 2025.

Sebuah upaya mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah berbasis sumber, dimulai dari sektor terkecil yaitu rumah tangga. Ada 5 langkah yaitu pilah sampah sesuai jenis, sampah anorganik ke bank sampah, olah sampah organik, habiskan makanan dan gunakan wadah berulang.

Inovasi Lahir dari Keresahan

Penjemputan sampah (Sumber: Instagram @nampah_official)
Penjemputan sampah (Sumber: Instagram @nampah_official)
Di Kolaka, Sulawesi Tenggara, pengolahan sampah serupa juga telah diupayakan. Dialah Haerulla, penggagas program "Nabung Sampah" sekaligus pendiri aplikasi Nampah yang diluncurkan  tahun 2020 lalu. Keresahannya bermula dari gunungan sampah yang tak terurus. Di Kecamatan Pomala misalnya, sampah bisa menumpuk hingga belasan ton setiap hari. Parahnya di Kabupaten Kolaka tidak ada Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Jika kondisi ini dibiarkan sampah akan merusak lingkungan terutama di daerah pesisir dan laut. Hal inilah yang mendorong Haerulla untuk menciptakan solusi kreatif. Sebuah gerakan sederhana namun berdampak besar yaitu menjadikan sampah sebagai tabungan bernilai ekonomi sekaligus amal.

Tong Sedekah Sampah menjadi langkah awal. Tong-tong khusus ditempatkan di tempat umum seperti sekolah, kantor pemerintahan, dan instansi. Tujuannya agar masyarakat terbiasa memilah sampah. Sampah yang sudah terkumpul lalu dijual. Hasil penjualan sampah digunakan untuk berbagai hal atau disalurkan untuk kegiatan amal. Sederhana. 

Konsepnya membuang sampah tidak hanya membersihkan lingkungan, tapi juga bernilai lebih secara ekonomi dan bisa juga menjadi ladang pahala. Dari sinilah nama Nabung Sampah mulai dikenal dan melekat di warga Koloka.

Nampah, Aplikasi Digital untuk Menabung Sampah

Tampilan aplikasi Nampah (Sumber: Instagram @nampah_official)
Tampilan aplikasi Nampah (Sumber: Instagram @nampah_official)
Haerulla tidak berhenti sampai di situ. Dengan memanfaatkan teknologi,  ia kemudian mengembangkan Nampah. Aplikasi digital yang memungkinkan masyarakat menabung sampah dengan sistem penjemputan.Untuk menjadi nasabah, masyarakat mengunduh dan menginstal aplikasi Nampah dari Play Store. Pendaftaran dilakukan dengan handphone android melalui aplikasi tersebut dan hanya membutuhkan NIK/KTP .

Setiap jenis sampah punya harga berbeda: plastik Rp1.000 per kilogram, minyak bekas Rp2.500, aluminium Rp6.500, hingga styrofoam Rp8.000. Setelah disetor, nilainya langsung masuk ke saldo aplikasi yang bisa dicairkan kapan saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun