Mohon tunggu...
Dian Onasis
Dian Onasis Mohon Tunggu... Iruta Penulis -

Dian mulai belajar ngeblog tahun 2003. Sekarang menikmati passionnya di dunia menulis buku, terutama novel anak-anak. Sejak tahun 2008, telah menjadi kontributor untuk lebih dari 30 antologi, dan menghasilkan 7 novel anak.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

@ Guang zhou: Mengunjungi Museum Makam Raja Nanyue yang Ramah Anak-anak

11 September 2010   16:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:18 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_255446" align="aligncenter" width="500" caption="Foto diambil dari atas makam, di dalam makam sendiri sudah tak ada lagi tulang belulang Rajanya, namun keadaan tanah yang berlapis dan berlorong itu unik sekali. Belum lagi kebiasaan pengunjung guangzhou yang menyelipkan uang di berbagai lubang pada dinding menyemarakkan dinding makam. "][/caption] Sesuai rencana, maka hari Sabtu, syawal hari kedua ini, akan aku dan keluarga kecilku pergunakan untuk mengunjungi salah satu museum di kawasan pusat kota Guangzhou. Pilihannya jatuh pada The Museum of The Mausoleum of the Nanyue King. Ini adalah Museum yang didirikan diatas makam raja Nanyue. Pagi-pagi, kami sekeluarga ikut mobil gratis dari hotel yang mengantarkan tamu hotel sampai ke kawasan Tee Mall, yakni sebuah kawasan perbelanjaan yang ramai di Tianhe district. Jam 9.30 dalam cuaca yang amat berbeda dengan kemarin, kami dan tiga  orang tamu hotel lainnya berangkat menuju kawasan tersebut. Cuaca hari ini hujan amat deras. Aku telah menyiapkan sebuah payung mungil untuk mengamankan putriku dari cuaca hujan. Namun ditengah perjalanan menuju kota, cuaca berubah menjadi terang dan lebih sejuk. Alhamdulillah. Sesampai di Tee Mall, aku melihat dari kejauhan, lapangan besar di depan Mall, telah dipasang berbagai bendera negara yang akan menjadi peserta Asian Games ke 16 tanggal 12 September mendatang. Aku mencari bendera merah putih diantara puluhan bendera yang ada. Rasanya senang sekali mendapatkan bendera negara berdiri dan berkibar megah diantara bendera-bendera lainnya. Tak lama, kamipun menyusuri arah basement, menuju stasiun sub way Tiyu Xilu untuk pergi ke arah stasiun Yuexiu park. Namun sebelumnya kami sempatkan belanja baju untuk putriku 2 buah, lagi sale soalnya. ^_^ dan juga dua buah kaset handicam. Baru kemudian kami berjalan kaki memasuki pintu masuk stasiun [Pintu C]. Membeli tiket metro seharga 3 yuan satu orang, kami berdiri di dalam metro yang selalu ramai setiap hari sabtu dan minggu. Beruntung jaraknya hanya 5 pemberhentian stasiun metro, sekitar 15 menitan. Kami menukar metro terlebih dahulu di stasiun Gongyuanqian dan mengganti metro line 2 kearah Yue xiu park. Kemudian kami keluar ke arah pintu E. Alhamdulillah, jarak pintu keluar E ke wilayah museum tersebut cukup dekat. Sekitar 50 meter berjalan kaki. Masuk ke museum yang dibangun tahun 1980an ini, kami harus membayar uang 10 yuan satu orangnya. Didepan pintu masuk ada pintu scanning dan seorang polisi penjaga lengkap dengan senjata berdiri tegak. Ini adalah kali pertama aku melihat museum dijaga ketat oleh polisi bersenjata. Aku dan keluarga segera menaiki tangga ke lantai 3. Tidak ada escalator, lumayan capek juga. Tapi ini Cina sih... tak ada istilah bermanja-manja. Jalan kaki kemana-mana dan juga naik turun tangga sudah harus dijadikan kebiasaan. Museum ini sendiri memiliki banyak ruang eksebisi dan pameran. Kami langsung memilih untuk melihat langsung makam raja Nanyue tersebut. Dan berfoto disana. Baru setelah melihat-lihat, aku memilih untuk turun ke lantai dua dan melihat ruang eksebisi. Ada ruang souvenirnya juga. Akhirnya aku membeli 2 kotak postcard, insyaAllah mau dikirim ke mama dan mami, juga membeli barang koleksiku, yakni gantungan kunci, dan suamiku memilih membeli buku tentang guangzhou dalam edisi dua bahasa. Semuanya sekitar 168 yuan. Alhamdulillah, tidak terlalu mahal untuk menjadi benda kenang-kenangan. Isi museum nyaris sama dengan museum yang ada di guangzhou. Penjelasan barang-barang antik, mulai dari perlengkapan dapur, peralatan perang hingga bantal kerajaan yang terbuat dari batu. Aku tidak habis pikir bagaimana orang dimasa itu dapat tidur nyenyak jika bantalnya adalah seonggok batu, secantik apapun batu itu dibuat. Namun mungkin orang jaman dulu pun tak pernah berpikir bahwa di masa depan, orang akan tidur dengan bantal busa atau bantal bulu angsa ...hehehehe Ada satu hal yang ingin aku catat selama melihat museum ini. Yakni adanya korner atau pojokan kreatifitas untuk anak-anak. Ada dua tempat yang aku temukan. Satu tempat adalah dimana kita bisa bermain komputer mengenai kerajaan Nunyue dan permainan lainnya. Juga ada puzzle terkait benda-benda kerajaan, kemudian permainan gosok pensil ke atas satu lempengan yang nantinya akan keluar gambar dari gosokan pensil tersebut. Yang bermain ini tidak hanya anak kecil saja, namun orang tua dan anak ABG pun ikut bermain. Billa, putriku ikutan menggosokkan pensil, meskipun caranya salah. Namun ia jadi antusian berada di pojokan tersebut. Pojokan bermain lainnya adalah menyusun balok-balok kayu. Aku menyukai permainan "Mirip Lego" ini. Rasanya fun mengingat masa kecil. Senang juga menyaksikan betapa banyak keluarga mendatangi museum ini, juga anak-anak remaja bahkan ada yang dengan pacarnya. Unik juga ya "ngedate" di museum. Boleh aku bilang, ini adalah museum yang ramah dengan anak-anak. Karena anak-anak juga semangat melihat-lihat benda yang ada serta disediakan pojokan bermain tersebut. Hebat juga cara pengelola museum memancing keluarga membawa anak-anak mereka untuk berkunjung ke museum. Alhamdulillah putriku pun menikmatinya. Meskipun mungkin ia tak tahu apa itu museum. Hari ini pulang dari Museum ini, aku sekeluarga kembali menuju mesjid guang ta lu, Mencoba jajal perjalanan ke arah sana seperti yang diberi tahu pak Soleh kemaren. Hujan deras ketika kami sholat zuhur dan putriku yang tertidur lelap, membuat kami beristirahat di mesjid hingga nyaris 2 jam. Subhanallah, nikmatnya cuaca hari ini karena hujan, serta berteduh di rumah Allah dan dapat bonus berkenalan serta berbagi banyak hal terkait islam di Cina dengan imam Ibrahim. Salah seorang Imam mesjid guang ta lu. {cerita ttg beliau akan di sharing di lain kesempatan}. *** Huangpu, 11 september 2010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun