Mohon tunggu...
heri af
heri af Mohon Tunggu... Dosen - Traveller- visual design n art

Dosen Fotografi dan Dkv, Mahasiswa aktif pasca sarjana magister ilmu komunikasi, Ketua Alumni SR, Sekjen Alumni Pecinta Alam SMA, Mantan pekerja tv, kontributor foto komersil, konten kreator dan penggiat sosial. I'm a postmodernism, skuteris and i dream journey to pacific crest trail and rest to Andorra...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Parallax (9) Still Life

28 Agustus 2021   20:37 Diperbarui: 7 September 2021   22:13 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari 9

STILL LIFE

Hidup bergerak dari ada  menjadi tiada

Dari yang hidup lalu mati

Namun ada yang tetap hidup. Cinta.

Bandara Jogjakarta begitu padat. Ada banyak kerabat yang berdatangan dari luar kota dengan pesawat untuk melihat apakah keluarga atau saudara mereka ikut terkena musibah gempa. 

Kita bertiga sudah memutuskan hanya tinggal di kota ini untuk dua hari tiga malam. Karena segala aktifitas di jogja terputus hari itu. Banyak pula obyek wisata yang ditutup paska kejadian gempa.

Jadi seharian Kita hanya hunting foto mengitari beberapa candi kecil yang luput dari kerusakan dan masih dibuka.

Setibanya di jakarta, Irish langsung pulang ke rumahnya. Ia tak sempat mampir ke kosannya. Mereka berpisah di bandara Sukarno Hatta. Irish memesan rental mobil online. Dia sengaja tidak memberitahu orang rumah karena pasti mereka akan mengirim supir. Sangat tidak efektif, Jakarta pada sore menjelang malam ini sangat traffic. Di mobil Irish membuang pandangan pada pinggir Jakarta yang mulai menyalakan lampu tanda malam sudah hadir. Ia mengingat betapa marahnya orang tua dia terutama ayahnya, bagaimana pula sang orang tua sudah menjodohkan dia dengan Edo, seorang anak rekan bisnis papahnya.  

"Kamu bikin orang tua khawatir. Cepat kamu pulang ke Jakarta. Untung saja kamu tidak kenapa-kenapa.!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun