Mohon tunggu...
Aras Atas
Aras Atas Mohon Tunggu... Editor - Penulis Muda

Literasi Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Isu, Tampar Muka Sendiri

9 Januari 2019   20:53 Diperbarui: 9 Januari 2019   21:03 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya sering sekali memantau perkembangan isu-isu Capres dan Cawapres 2019 pada pemilu kali ini. Ada satu persoalan yang membuat saya serius membaca dan menelaah logika dari konstruksi isu yang dibangun oleh kubu penantang petahana, yakni Capres Nomor Urut dua.

Ini terlepas dari nama dua calon ini, melainkan alur dari strategi yang dilancarkan oleh timnya. Berkali-kali saya mendengar, melihat dan membacanya di media bahwa adanya potensi kecurangan yang akan merugikan pihak Capres nomer urut 2 ini. Yang tidak lain KPU lah menjadi subjek/objek dari guliran isunya dan nalar yang coba dibangun bahwa petahana cukup memungkinkan menggunakan KPU sebagai medium pemenangannya.

Memang ini bentuk kewaspadaan khususnya untuk kebutuhan internal BPN Prabowo-Sandi. Tapi di lain sisi kebutuhan internal ini mejadi konsumsi publik, atau sengaja agar publik mengkonsumsi isu ini, tujuannya absur. Tapi jika saya coba menelaah isu internal yang dilempar keluar ini tidak lain tidak bukan bentuk kesengajaan. Agar mendapat alibi, serta simpatik masyarakat bahwa kekalahan timnya kelak tidak lain karena dicurangi. Tapi tidak demikian juga, masa BPN Prabowo sudah tau diri mereka akan kalah telak pada 17 april mendatang sehingga diciptakan alasan sedini mungkin. Nggak benget deh.

Di lain pihak kubu petahana menjadi reaktif, samakin diisukan macam-macam, samakin mereka bersemangat ikuti alur isu dan strategi lawannya. Tujuannya sederhana yaitu untuk membuktikan siapa sebenarnya penebar kebohongan.

Bila disadari sejak awal petahana memang sengaja ikut dalam kayuhan isu lawannya. Bukan terbawa isu, tapi sengaja meladeni isu dan strategi kubu lawan. Semenjak menentuan siapa Cawapres, Jokowi dkk sudah sangat siap mengikuti permainan kubu Prabowo. Seperti isu siapa yang paling Islami antara Jokowi dan Prabowo atau tim dari keduanya. Awalnya publik menduga yang paling Islami ya Prabowo karena didukung oleh segenap ulama, hingga terlanjur PD bahwa akan meraup suara dan simpati pemilih dengan jualan keimanan seperti ini. Tapi lambat laun terbukti dengan sendirinya, Prabowo tidak lagi menunjang jika menjual sisi primordial seperti ini, malah sebaliknya Jokowi semakin PD menyelam pada isu ini.

Terjadi lagi pola yang sama petahana benar-benar menunggu dan memantau kamana guliran isunya. Ibarat operan bola, jika penantang operannya ke timur, jokowi dan timnya ikut ngerumunin bolanya ke arah timur.

Kali ini isu 7 kotainer surat suara yang sudah tercoblos yang dilempar isu nya oleh BPN Prabowo. Tim Jokowi merespon seperti kegirangan, ada hal baru lagi ne yang bisa digarap yang bisa memalulan dan menyudutkan pihak lawannya. Dan benar-benar terbukti prodiksi isu dari lawan ini menguntungkan petahana sekaligus mengurangi simpati rakyat pada BPN Prabowo.

Saya jadi penasaran, sesial apa tim Prabowo ini, atau "Sebodoh" apa hingga kesalahan yang sama terus diulang. Langkah strateginya bagaimana? Dan banyak sekali kesalahan-kesalahan yang tak perlu diucap atau dilakukan oleh Prabowo dan Sandi atau Timnya. Seperti ucapan-ucapan prabowo yang terkesan hendak berguyon tapi membuat banyak pihak tersinggung dan menarik dukungan kemudian sibuk memperbaikan kesalahan itu. Contohnya kasus Ojol (ojek on line), setelah kasus melebar, Prabowo dan timnya sibuk kembali memperbaiki itu, membuat acara-acara pertemuan dengan Ojol, hendak mengklarifikasi ulang bahwa candaannya tempo hari tentang profesi ojok bukan jadi soal lagi, dengan bukti Prabowo bisa buat cara dengan para Ojol. Kesannya bagus, tapi Prabowo lupa, lawannya sudah semakin jauh melangkah.

Dan masih banyak kesalahan-kesalah lain yang sengaja pula di ekspos oleh kubu Prabowo. Kemudian saya makin penasaran ini tim dan pendukung tau kah mana yang benar dan salah, mana layak dan tidak layak untuk diekspos, tau mana isu yang menguntungkan atau tidak?

Wallahualam....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun