Mohon tunggu...
Diah Sintya girsang
Diah Sintya girsang Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa UAJY

Diah sintia 200907446 Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ngetrennya Berburu Baju Bekas Thrift sebagai Pilihan Fashion Budget Ekonomis

4 Juni 2022   22:19 Diperbarui: 4 Juni 2022   22:35 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Pic bye Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Maraknya baju bekas Thrift yang membanjiri pasar Indonesia menciptakan hal yang baru terutama bagi kaum remaja, belakangan ini baju bekas thrift menjadi kegiatan yang hits bahkan banyak diminati. Dimana kita tahu bahwa gaya hidup saling erat berkaitan dengan tuntutan setiap kaum remaja untuk tampil modis, sebagai bentuk validitas serta membentuk identitas diri. Tidak dapat dipungkiri bahwa baju bekas yang dikonsumsi menjadi populer di kalangan remaja masa kini terutama bagi mereka yang tinggal di kota-kota besar. Hal yang menyita perhatian kaum remaja sehingga lebih memilih thrifting baju bekas dibandingkan membeli baju yang baru di Mall atau store baju ternama, yakni melalui kata Thrift yang berasal dari bahasa inggris memiliki makna bahwa meminimalisir / mengurangi pemborosan atau singkatnya dapat dikatakan sebagai penghematan keuangan. Biasannya baju bekas Thrift dapat kita temui di pasar baju bekas atau pameran yang menjualkan barang-barang bekas. Terdapat banyak merek yang dapat kita temukan baik lokal maupun luar. Misalnya baju bekas dengan brand Uniqlo, HnM, Pull and Bear, Puma, Adidas, dan merek lainnya. Thrift yang dijualkan juga berbagai macam tidak hanya baju tetapi juga ada sepatu bekas, topi dan lainnya. Barang-barang bekas yang dijualkan merupakan barang yang sudah pernah dipakai namun masih memiliki kualitas yang baik atau barang-barang yang tidak lolos produksi. Misalnya kecacatan produk atau lainnya. Untuk lokasi Thrift ada di berbagai penjuru salah satunya ada di daerah Bandung yang biasa dikenal dengan sebutan pasar cimol lebih tepatnya di daerah Jalan Gedebage Selatan. Pasar cimol banyak dikunjugi orang-orang yang ingin memburu baju-baju bekas dengan harga murah.

Thrift sekarang menjadi sebuah kebiasaan bagi orang-orang yang ingin memenuhi fashionnya dengan ekonomi yang seminimal mungkin. Berdasarkan teori Bordie hal tersebut merupakan habitus. Pierre Bordie mengemukakan bahwa habitus yakni seperangkat skema (tatanan) yang memungkinkan agen-agen menghasilkan keberpihakannya kepada praktik-praktik yang telah diadaptasi atau disesuaikan dengan perubahan situasi yang terus terjadi. Agen - agen yang telah dijelaskan termasuk dalam kategori para kaum remaja yang menjadi kebiasaan dalam gaya hidup berbelanja murah namun tetap terlihat kekinian.

 

Tak bisa dipungkiri bahwa dengan adanya trend thrifting sekaligus menjadi prakmampu menyelamatkan bumi dari menumpuknya limbah tekstil. Dilansir dari Swift Wellness, Thrift  merupakan teman baik bagi bumi karena manfaat lingkungannya. Pakaian yang sudah tak terpakai dapat dengan mudah menumpuk di tempat sampah, atau di tempat pembuangan lainnya. Singkatnya, pakaian ini jadi berakhir di tempat yang tidak seharusnya. Dengan begitu langkah baik yang dilakukan oleh kegiatan trend Thrifting menghasilkan dampak positif yakni dapat meminimalisir limbah yang signifikan, sebab lebih sedikit baju yang perlu diproduksi maka lebih sedikit limbah tekstil serta kain yang akan berakhir di tumpukan tempat pembuangan sampah. Selain itu dengan adanya kegiatan thrifting ini akan melindungi laut serta polusi udara. Hal tersebut karena sampah dan limbah tekstil tidak akan terurai dalam air. Tekstil dan kain akan tetap utuh, merusak, bahkan membunuh binatang laut. Bahkan dalam aspek produksi, untuk memproduksi satu baju dibutuhkan beberapa galon air. Sehingga, melalui memproduksi lebih sedikit baju, kualitas laut dan penggunaan air kita dapat lestarikan. Pabrik-pabrik tekstil di seluruh dunia memproduksi baju dengan kecepatan tinggi, sehingga peningkatan polusi udara dan emisi gas karbon yang terbuang akan sangat besar. Sehingga, memilih untuk berbelanja dengan metode thrifting adalah salah satu upaya dalam mengurangi penyalahgunaan lingkungan karena membantu mengurangi produksi baju.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun