Celoteh literasi kali ini akan berbagi pengalaman berkesan yang dirasakan pertama kalinya mengunjungi wisata hutan mangrove di tahun 2020 bersama para sahabat dengan menjelajahi hutan mangrove seluas 256 hektar menggunakan kapal nelayan yang dikelilingi sungai air payau yang tenang nan hijau dengan potret kehidupan di perkampungan nelayan yang menjadi daya tarik tersendiri yang tertangkap oleh mata dan tersimpan dalam memori.
Teringat pada hari itu adalah moment setelah lebaran Idul Fitri di tahun 2020. Saat siang menjelang sore hari, kami bertujuh dengan tiga teman lainnya ingin menikmati kebersamaan ini dengan menyaksikan keindahan vegetasi yang tumbuh dengan indah di perairan kampung nelayan menggunakan kapal nelayan yang merupakan destinasi wisata yang tersedia. Selain dapat melihat pesona hutan mangrove, ada juga pilihan mengunjungi lentera hijau yang dikelilingi lautan biru dan dapat melihat megahnya dermaga pelabuhan pulau baii, gagahnya kapal pengangkut barang, serta kapal-kapal nelayan yang berlalu-lalang melintasi lautan.Â
Banyak sekali hal-hal estetik yang tertangkap oleh mata kami saat mulai memasuki area wisata hutan mangrove. Wisata hutan mangrove ini memiliki beberapa area sebagai fasilitas penunjang para pengunjung diantaranya:
- Area parkir
- Area taman
https://atourin.com/
- Area tempat sholat sekaligus toilet yang bersih, terjaga dan terawat
- Area Dermaga
IMG-20200605-WA0088IMG-20200605-WA0159
- Area hutan mangrove
Hutan Mangrove sumber: IMG-20200605-WA0120
Area ini akan ditelusuri oleh para pengunjung yang ingin mencoba menikmati sensasi naik kapal nelayan dengan suguhan pesona keindahan hutan mangrove, berbagai fauna seperti monyet, berbagai spesies burung dengan bulu yang indah, bahkan biawak dan potret kehidupan di kampung nelayan. Dari kejauhan, kita juga bisa melihat pemandangan jembatan pelabuhan pulau baii yang diapit oleh birunya langit dan laut yang luas.
- Area lentera hijau
Kapal mengarah ke lentera hijau
      Saat bunyi mesin sudah menyala, kapal kami perlahan mulai menjauhi dermaga. suara mesin itu memecahkan keheningan di antara kami yang sedang duduk sambil terpanah  melihat potret pemandangan hutan mangrove yang membentang hijau nan memukau, melihat kapal-kapal nelayan yang berwarna-warni dengan terpasangnya Sang Pusaka Merah Putih berkibar dengan sempurna oleh tiupan angin, sebagian fauna juga terlihat di hutan mangrove  seperti ada monyet yang bergelantungan di pepohonan mangrove, ada spesies burung berbulu cantik sedang bertengker di ranting pohon, ada juga burung-burung yang menari-nari dengan bebas di langit biru dan masih banyak fauna lainnya. Terlihat deretan rumah-rumah warga kampung nelayan yang dominan memiliki dermaga kecil di belakang rumahnya dan sebagian besar di area samping rumah mereka terdapat jemuran ikan asin dari benang jala . Kami melihat beragam aktivitas warga kampung nelayan di sore itu seperti ada seorang bapak merapikan jala di atas kapal miliknya yang sedang bersandar di dermaga, ada yang sedang memancing, ada yang sedang mengangkut jerijen berisi air, ada anak-anak yang sedang bermain layang-layang dan ada sekumpulan pemuda berada di atas kapal nelayan yang sedang mengangkut barang setelah melaut. Potret kehidupan kampung nelayan  ini menjadikan ekosistem hutan mangrove semakin kompleks dan saling melengkapi. Mulut-mulut kami tak mampu mengungkapkan sepatah katapun untuk menggambarkan keindahan dalam keberagaman yang sedang disaksikan oleh mata. Sungguh indah, Maha karya Sang Semesta.
Tanpa berpikir panjang, kami memanfaatkan moment ini untuk mengambil foto sebanyak-banyaknya baik foto sendiri maupun foto bersama dengan spot foto favorit di kapal nelayan ini berada di bagian depan kapal dan badan kapal dengan background pepohonan mangrove ditemani air sungai payau yang hijau dan diantara kami juga ada yang merekam jejak perjalanan menuju lorong hutan mangrove bahkan membuat vlog pendek. Selain itu, kami juga bertukar cerita, berbagi tawa dan keceriaan sambil menikmati kelezatan bakso bakar pedas yang masih hangat. Setelah kurang lebih sekitar 30 menit kami menjelajahi wisata hutan mangrove, kami sudah berada di atas dermaga kembali dan mulai patungan untuk membayar jasa nahkoda yang mengantarkan kami menuju destinasi indah di kampung nelayan ini dengan biaya sebesar Rp. 100.000 yang bermuatan kapal maksimal 10 orang. Kesempatan kali ini kami mendapatkan benefit harga yang terbilang murah gaes. Kebetulan pemilik kapal ini adalah milik orangtua teman sekolah salah satu dari kami. Di akhir perjalanan kami, ada sebuah potret langit yang mendung dihiasi pelangi dan view  ini cukup unik dan menarik perhatian tiga teman diantara kami untuk bergegas mengambil kesempatan berfoto dengan pose khas random mereka. hihi...

Pada perjalanan kali ini terselip pesan yang berharga bagi penulis yaitu:
"Manfaatkanlah setiap moment yang kalian rayakan bersama orang yang kamu sayangi, hargailah kehadiran mereka di dalam hidupmu, nikmatilah waktu kebersamaan itu dengan bijak dan bersyukurlah atas segala nikmat dari Sang Semesta serta jagalah selalu segala hal yang Semesta berikan atau titipkan kepadamu. Mari kita jaga alam ini dengan aksi-aksi kecil yang berdampak, karena alam adalah kehidupan bagi seluruh makhluk hidup termasuk dirimu sendiri". by celoteh_literasi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI