Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Maaf, Tak Ada Foto Mei Ini

14 Mei 2024   06:55 Diperbarui: 14 Mei 2024   07:14 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sudut gang Kemlayan kini, di mana 14 Mei 1998 menjadi akses euforia penjarahan massal| dokumentasi pribadi 

Menembus malam gerahmu, Mei
anganku melayang pergi
perlahan mimpi-mimpi menampi
berjuta kilatan gambar

pada himpitan nukleus accumbens
pada siang bolong
pada ledakan molotov bak mesiu rancu

Tepat di tengah badanmu, Mei
kucoba memejamkan mataku
namun aku kalah atas sejarah

darah telah ditukar dengan semangkuk ambisi
kuasa para demit dirampas manusia!
siang bukan ingin bolong
siang terhimpit asap hitam merupa atap langit

Sepasang mata bola menyala
seperti lidah neraka
cacat logika, menelusup mencari mangsa
"mungkin saja," pikirnya
"ada di balik rolling door bertulis 'Milik Pribumi'
mangsa bermata sipit siap ganyang.
"

Beratus pasang mata bola berbinar
menari
berpesta
Ah!

Radio, televisi, dipanggul
rencengan sabun di pundak
Aaah! Rampasan!

Menembus pertengahan malammu, Mei
Manusia, tumbal sebuah era

===

*Solo, 14 Mei dua puluh enam tahun yang lalu. Sebuah masa, saat kelam dan rimba gulita menudungi Solo dengan pohon-pohon durjana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun