Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kecerdasan Anak: Memahami Multiple Intelligence dan Cara Belajar Anak

26 Mei 2022   02:32 Diperbarui: 26 Mei 2022   04:05 1817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : siswa yang sedang dalam proses belajar | via unsplash @Randy Fath

Halo, gimana niih kabarnya, pecinta edukasi negri? Semoga semua mulai membaik, ya?

Tanpa terasa bulan Juni akan menghampiri kita. Secepat ini ya, ternyata. Bulan Juni merupakan bulan istimewa. Salah satu momentum bagi saya di bulan Juni adalah saat kenaikan kelas.

Saya tertarik dengan jawaban dari beberapa anak bila saya tanya, "kelas berapa?"

Dengan segera mereka akan menjawab, "kelas dua mau naik kelas tiga" 

Atau, "kelas lima mau naik kelas enam". Atau ada juga yang menjawab, "kelas enam, Miss. Mau lulus."

Rasanya cukup menyenangkan bila mendengar jawaban anak-anak tersebut, bukan? Terdengar begitu optimis. Terasa benar semangat mereka. 

Ya. Kembali lagi, tentang anak-anak dan kecerdasan akademis mereka. Kali ini saya akan mengajak bapak, ibu, juga para pembaca untuk menyelami lebih dalam tentang kecerdasan. 

Kecerdasan Bukan Hanya Soal Angka

Maudy Ayunda. Siapa yang tak kenal artis cantik yang hidupnya terkesan begitu sempurna. 

Namun demikian, saya pun yakin bahwa di balik segala capaiannya ada begitu banyak perjuangan dan dukungan orang tua dan lingkungan sekitarnya yang mendorong keberhasilan mba Maudy Ayunda. 

Lalu, bagaimana dengan budaya edukasi negri ini? Hmm, bila kita cermati, angka dan prestasi dalam bidang sains ternyata masih menjadi indokator umum bagi sebagian masyarakat untuk mengukur kecerdasan  anak-anak. 

Kecerdasan logika matematika masih saja mendapat prestise di mata publik dengan gelar anak pandai. Anak pintar. Dibandingkan dengan mereka yang tidak begitu bagus mencetak prestasi di bidang matematika dan sains. 

Tanpa basa basi, mari kita tilik apa yang disajikan Howard Gardner sebagai pencetus Teori Multiple Intelligence. 

Sebagai ahli psikologi dalam bidang perkembangan kognitif, Profesor Howard Gardner dari Universitas Harvard telah menyajikan perluasan makna. Sebagai pakar dalam dunia psikologi perkembangan, Gardner membagi kecerdasan dalam 9 kategori. 

Salah satu dari 9 kecerdasan tersebut adalah kecerdasan Matematis-Logis, atau biasa disebut number smart atau logic smart. 

Pada pusaran inilah paradigma orang tua biasanya mengalami blunder. Beredar asumsi bahwa apabila anak-anak menguasai matematika dan ilmu alam, maka sudah dipastikan menyandang gelar anak pandai, anak cerdas, atau anak pintar. Sedang yang tidak menguasainya, mereka dianggap bodoh. 

Menurut Gardner, anak-anak dengan kemampuan matematis logis adalah individu dengan kemampuan memecahkan masalah dengan membuat pengelompokan fakta, sehingga dapat dengan  mudah melihat mana yang saling berkaitan, mana yang lepas; mana yang pokok dan mana yang tidak. 

Anak dengan kemampuan ini akan peka terhadap pola-pola logis dan numeris dengan kemampuan mengolah alur pemikiran yang panjang.

Sembilan kecerdasan ini pada dasarnya bukan ditujukan untuk membuat gradasi bahwa kecerdasan yang satu lebih berkualitas atau lebih unggul daripada yang lain. Adapun kategori kecerdasan Gardner ditujukan supaya kita memahami kebutuhan sistem dan cara belajar anak. 

Yuk Cari Tahu, Bagaimana Memahami dan Belajar Sesuai Kemampuan Anak

Selain matematika-logis, ada 8 macam kecerdasan lain. Beragam kecerdasan ini dimaksudkan Gardner menjadi sebuah jembatan. Di mana para guru maupun orang tua dapat memahami dengan mudah apa potensi anak-anak supaya lebih mengoptimalkan sistem belajar yang tepat bagi mereka. 

Okay, mari kita kupas bersama secara singkat. 

1. Kecerdasan Linguistik

Meliputi kemampuan berbahasa, kemampuan pengenalan akan bunyi, semantik, fonologi, maupun pragmatika. 

Anak-anak dengan kecerdasan linguistik mampu menghafal hal-hal baru dengan cepat. Maka, akan sangat menyenangkan bagi mereka bila belajar dengan merangkum, atau menggunakan model permainan kata. 

Tentu saja anak-anak dengan kecerdasan linguistik tentu akan senang dengan kegiatan membaca maupun menulis. 

2. Kecerdasan Matematis-Logis

Untuk kecerdasan ini sudah barang tentu anak-anak yang memiliki kepekaan terhadap pola-pola logis dan numeris. 

Kita dapat memberikan permainan teka-teki bagi mereka, atau dengan melakukan eksperimen pada materi yang sedang dipelajari. 

3. Kecerdasan Spasial-Visual

Anak kita lebih suka menggambar? Mungkin anak-anak lebih suka mentransformasikan gambar-gambar tersebut? 

Hmm, kita dapat membantu mereka belajar dengan menggunakan mind mapping. Kita juga dapat membantu mereka belajar dengan membuat slide foto atau video. 

4. Kecerdasan Musikal

So, anak-anak dengan kecerdasan musikal memiki kepekaan terhadap notasi, irama, kata berima, maupun melodi. Bagi mereka yang mempunyai kecerdasan musikal, mereka memiliki kelebihan untuk dapat mengamati, membedakan, bahkan menciptakan musik. 

Supaya kemampuan mereka lebih optimal, biasanya mereka akan lebih suka belajar dengan membuat irama, atau berpuisi, bahkan dengan mendengarkan musik klasik. 

5. Kecerdasan Naturalis

Jenis kecerdasan ini bukan hanya terbatas bagi mereka yang tinggal di daerah yang masih asri dengan flora maupun fauna. Meskipun dengan kecerdasan naturalis ini anak-anak sangat peka terhadap alam sekitar, namun kecerdasan naturalis juga dimiliki oleh anak yang tinggal di perkotaan. 

Anak-anak tersebut sangat peka untuk mempelajari lingkungan  sekitarnya. Mengenali dan memahami dengan baik benda-benda di sekitarnya. 

Agar, belajar si anak lebih maksimal, kita tentu saja dapat membantunya bereksplorasi dengan alam atau lingkungan sekitarnya. 

6. Kecerdasan Kinestetik

Bagaimana bila anak kita senang sekali melakukan  aktivitas fisik? Seperti melompat, berlari, dan senang menirukan gerakan-gerakan yang disukainya. 

Nah, bagi mereka yang mempunyai kecerdasan ini, akan sangat menyenangkan apabila mereka belajar dengan mempraktekkan langsung materi yang mereka terima. 

7. Kecerdasan Interpersonal

Jangan terbalik dengan kecerdasan no. 8 nanti yha. Kecerdasan interpersonal biasanya dikaitkan dengan kecerdasan sosial. Anak-anak dengan kecerdasan ini peka terhadap perasaan, motivasi, watak, dan temperamen orang lain. 

Cara belajar yang tepat bagi anak-anak ini adalah dengan berdiskusi mengenai materi ajar, atau dengan mengadakan dialog interaktif antara anak dengan kita. 

8. Kecerdasan Intrapersonal

Dalam kegiatan belajarnya, kognitif anak dengan kecerdasan ini berhubungan dengan kepekaan terhadap diri sendiri dan punya kesadaran diri yang tinggi. 

Kecerdasan inilah yang seringkali dihubungkan dengan kecerdasan emosi seorang anak. Bahkan anak-anak dengan kecerdasan intrapersonal mempunyai self learning yang tinggi. 

Jadi, akan sangat membuatnya nyaman apabila kita membantu mereka membuat targetnya. Bila mungkin kita pun dapat membantunya membuat jurnal untuk merealisasikan target tersebut. 

9. Kecerdasan Eksistensial

Terakhir. Kecerdasan ini berhubungan dengan kemampuan untuk menempatkan diri dengan hal-hal yang berkaitan dengan aspek eksistensial manusia. Seperti, mengapa sembahyang, bagaimana orang meninggal, mengapa ada orang ajahat, dan lain sebagainya. 

Inilah mengapa mereka dengan kecerdasan eksistensial mempunyai kriteria yang bersangkutan dengan sistem simbol, sejarah, nilai kultural, maupun penelitian otak. 

Anak-anak dengan kecerdasan ini akan sangat nyaman apabila belajar dengan menggabungkan antara moral dan muatan agama. 

Mungkin bagi para pendidik, teori Howard Gardner ini telah sering diketahui. Hanya saja di Indonesia kecerdasan masih banyak mengeksplorasi memori semantik anak saja? Apakah itu memori semantik? 

Apakah kerja korteks  pada anak IPA jauh lebih menggunakan otak kiri sedangkan anak yang senang melukis hanya menggunakan otak kanannya? Ataukah otak kanan dan kiri hanyalah hoaks saja? 

Untuk menjawab itu semua, yuks mari kita ikuti terus laman saya, Parents. 

Semoga apa yang saya sampaikan mampu menjadikan kita lebih menghargai potensi apa pun yang ada pada anak-anak, bukan hanya melihat dari sisi kekurangannya saja. 

Selamat belajar dan berproses bersama anak-anak. 

Salam sehat, salam sadar

Penulis

*Sumber: 

Amstrong, Thomas, 7 Kind of Smart: Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan Anda Berdasarkan Teori Multiple Intelligences. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun