Izinkan, kurebahkan kata-kata ini untukmu, Tuan, dalam rahim malam yang kupinjam
Hingga kata-kata yang ditenun oleh dingin jemari janari berbuah embun dalam keranjang pagi
Besok…
Agar dapatlah aku menuang dalam kirbat pagimu, rencana berkiblat renjana
Kan kujahit kembali tabir mimpi yang robek semalam, terendam dalam bising dengkur indahmu
Izinkan aku, Tuanku. Menikmati kidung sunyi  persembahan khusyuk dini hari yang matanya sekelam jelaga malam
Supaya bila Tuan terjaga, lalu menarikku dalam peluk asmara, aku tak lagi terbata
Biarkan kini aku mengumpulkan batang-batang rindu, yang telah patah kena kering musim panas
Biar kusatukan dengan api asmara, agar mimpimu hangat hingga mentari datang, bertandang lewat kamarmu yang belum jua berjendela
Tuanku, izinkan malam ini aku tertidur di bawah kakimu, merebahkan kembali jelai kata-kataku