Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengelola Jiwa: Marah atau Amarah?

23 Agustus 2019   12:40 Diperbarui: 23 Agustus 2019   12:53 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun bila jiwa kita bersandar pada roh kita yang bertugas untuk membangun relasi antara kita dengan Sang Pencipta kita, maka pada saat roh kita bertumbuh, maka jiwa kita pun akan semakin kuat.

Sebuah bentakan yang terucap dari orang tua kepada anak akan sangat berdampak buruk bagi pribadi si anak. Dan bisa dibayangkan, bila dilakukan secara terus menerus maka akan "menghancurkan" jiwa anak dan mungkin akan mempengaruhi pola pikir serta karakter si anak dalam masa pertumbuhannya.

Kadang kita tak pernah tahu, seberapa besar dampak dari kata-kata yang kita ucapkan kepada orang-orang di sekitar kita.

Sangatlah bijak jika kita menggunakan kata-kata yang bermanfaat dan membangun bagi jiwa orang-orang di sekeliling kita, karena pada akhirnya dampak baiknya pun kita sendiri yang merasakannya.

(A)marah, luapan emosional jiwa kita

Kejadian tanggal 19/08/2019 di Manokwari dan Sorong kemarin sempat menjadi bahan pelajaran bagi kita. 


Saat saya mendengar kabar tersebut, saya berusaha menghubungi teman saya, beliau bekerja di sebuah yayasan pekabaran Injil, Yayasan Kartidaya untuk cabang Papua.

Kelegaan sempat terasa saat saya tahu saudara-saudara yang melayani dan semua teman-teman di Sentani dan Jayapura baik-baik saja, namun kesedihan dan keprihatinan kembali menggugat naluri saya bilamana mengetahui apa yang menjadi penyebab amarah saudara-saudara di sana meluap seperti kemarin.

Saya bersyukur, kondisi Sorong dan Manokwari berangsur kondusif. Namun satu yang dapat saya tarik dari kejadian kelam kemarin adalah bagaimana kita bisa mengendalikan kemarahan kita.

Berkaitan dengan tiga unsur penting dalam diri kita, kali ini saya akan menulis tentang suatu hal yang kerap kali kita jumpai atau kita alami dalam kehidupan sehari-hari, yaitu kemarahan.

Pertanyaan saya bukanlah apakah marah itu dilarang, bolehkah kita marah, atau salahkah bila kita marah. Yang saya tanyakan adalah kapan terakhir kali kita marah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun