Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Sebutir Asmara di Linggarjati

17 Agustus 2019   22:57 Diperbarui: 18 Agustus 2019   02:13 2697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest.com/foto Indonesia jaman dulu (diolah kembali oleh penulis)

"Lalu apa isi kesepakatan lainnya? Apakah Belanda mau mengakui wilayah Jawa sebagai wilayah Indonesia?" tanya Sang Putri Kembang Mangkunegaran.

"Belum. Menurut kabar itu akan dibahas besok saat Perundingan di Linggarjati, tanggal 11 November yang akan datang. Kuharap kita bisa datang memenuhi undangan dari Pemerintah Indonesia,"jawab Sang Raja baru.

Hingga saat revolusi Indonesia mulai mereda, ibukota pemerintahan berada di kota Yogyakarta. Sidang rutin kabinet pun diadakan di Yogyakarta.

Pada tahun 1946 itulah pertama kali Gusti Nurul bertemu Bung Karno dan Sutan Sjahrir.

Usai pertemuan itu, Nurul kembali diundang oleh Sang Penguasa Negeri, Soekarno ke Cipanas, Jakarta.

"Kanjeng ibu ingin kita berdua ke istana negara di Jakarta? " tanya Nurul pada ibunya.

"Bukan ibu. Itu kemarin ada undangan dari Jakarta. Bung Karno meminta kita datang dan berkunjung ke istana negara. Beliau ingin kamu dilukis sama Pak Basuki Abdullah, cah ayu," jawab ibunda dengan lembut.

Seulas senyum mulai tertampak di wajah yang selalu ayu. Entah untuk berapa kalinya ia harus menolak semua pinangan para pria pemuja kecantikannya. Kini ia harus berhadapan dengan pria berwibawa dan berkharisma, politikus bangsa.

"Maaf, Ndoro putri, apa jadi berangkat ke Jakarta? Biar saya siapkan semua keperluan, Ndoro Putri," kembali Lastri mengambil koper besar yang sudah disiapkan abdi dalem semalam. 

"Mungkin aku juga harus menyiapkan jawaban untuk beliau, Lastri. Kemarin Bung Karno sudah melamar saya," sahut Nurul.

Lastri hanya seorang abdi dalem Keraton Mangkunegaran, tahu segala gosip yang mungkin telah menyebar di kalangan keraton. Namun ia bukan abdi dalem yang suka bergunjing ke sana ke sini. Baginya melayani Sang Ndoro Putri Nurul adalah suatu kebanggan tersendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun