Aku berjalan seperti biasa. Kukira, hari ini masih seperti biasa. Pagi hari, badanku cukup berisi bersama para pekerja, yang menjemput rejeki semasa masih pagi
Mencuat cekat saat aku melihat, hari ini aku dilirik Sang Pemimpin Negara dengan senyum nan hangat
Terlebih saat kusadari bukan hanya sepasang kaki, namun dua pasang kaki dari para pemimpin hebat melangkah memasuki ruangan badanku
Aku melengang dengan riang, menghantar dua sahabat yang berbincang dengan senang, sambut rindu akan rencana dan rancangan hebat agar negri indah ini tenang
Sejarah akan mencatatku dalam bukunya yang menebal, bahwa akulah saksi dari dua sahabat setimbal, yang tegas meniadakan segala isu atau hoax abal-abal
Kurasa cukup hariku mengantar para pemimpin bangsa, kala beribu lensa ditujukan padaku tuk abadikan nuansa mesra, yang terjalin saat aku pun melenggang manja
Em Ar Ti , begitu orang memanggilku, MRT beginilah mereka menuliskanku. Em Ar Ti, akulah saksi, dari dua sahabat yang punya niat tulus suci, bangun negri bagi rindu dan cinta pada Pertiwi