Mohon tunggu...
Dhiya UlHaqqi
Dhiya UlHaqqi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Tukang Ngobrol

Psikologi Industri Organisasi, Psikologi Sosial Budaya

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Analisis Integritas Spiritual & Pengembangan Karakter Bijaksana dari Meditasi

15 Januari 2023   11:54 Diperbarui: 19 Januari 2023   20:46 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : https://undraw.co/illustrations

Integritas Spiritual

Manusia merupakan jenis makluk hidup yang unik, indah, bahkan melebihi value nya emas atau mutiara. Kenapa demikian? Manusia sudah jelas merupakan grand design dari sang pencipta, di mana banyak unsur yang melekat dalam diri manusia tersebut, seperti integritas, spiritual, mental, dan sebagainya. Hal tersebut merupakan bungkusan dari akal seseorang sebagai manusia.

Buzan (2001) menjelaskan tentang apa manusia sebagai sesautu yang ajaib dan sangat mengagumkan yang di rancang secara ajaib (a miracle design). Kata miracle dapat di asumsikan sebagai sesuatu yang mengagumkan dan dapat diamati secara seksama. Ia juga mengilustrasikan manusia sebagai berikut:

1.Tubuh manusia memiliki 200 lekukan/bentuk yang saling terhubung dan membungkus susuna tulang-benulang yang sangat sempurna kemudian memiliki 500 otot deengan juta serabut otot yang di ikuti tujuh mil susunan saraf, semua hal tersebut sangat terhubung dan saling mempengaruhi.

2.Dari segi indrawi, mereka saling bekerja sama secara otomatis. Dimana hal tersebut tidak mampu di jelaskan secara detail dan baik oleh para ilmuan. Begitu juga dengan jantung yang memberi ruang bernapas secara otomatis.

3. Otak manusia merupakan central dari apa yang menjadi bagian dari manusia itu sendiri.

Kesimpulan dari apa yang telah di jelaskan di atas adalah bahwa manusia pada hakikatnya harus sadar dan tunduk akan Sang Pencipta yang mendesign karya yang sangat sempurna ini. Baik menjalankan esensi dari tugas manusia itu sendiri yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusia atau dengan kata lain ialah "manusia yang memanusiakan manusia". Namun kita juga tau bahwa manusia juga rentan tersugesti oleh nafsu kebinatangan

Begitulah integritas spritiual, yang meleburkan jiwa raganya sebagai hamba dan memposisikan eksistensi kemanusiaannya pada tempat yang semestinya. Karena jika tidak ada integritas spiritual ini, maka tidak ada pula rasa syukur seorang hamba yang di berikan nafas yang merupakan tumpuan dari aspek kehidupan. Bahkan nafas merupakan didentikkan sebagai bentuk dari spiritual iu sendiri. 

Namun spiritual merupakan hal yang berbeda dari religius, akan tetapi spritual merupakan implikasi dari hal-hal yang bersifat religius, tentunya memiliki korelasi yang erat.

Pengembangan Karakter Bijaksana Dari Meditasi
Implikasi dari integritas Spiritual ini juga menjadi pengembangan karakter untuk mengarah kepada kebijaksanaan. Kebijaksanaan tersebut juga bersumber dari berbagai arah, salah satunya adalah dari meditasi. Seorang guru meditasi bernama I Gede Mertha, dimana bermukim di pulau Bali dan memiliki padepokan meditasi di pulau tersebut hingga memiliki 16.000 murid yang tersebar di seluruh nusantara.

Gede telah menekuni dunia meditasi ini sejak ia berumur 13 tahun sebelumnya dan dalam proses ini, ia telah berguru kepada 30 orang guru yang telah membentuk dirinya seperti saat sekarang ini, tentunya ia memiliki alasan di mana ia terinspirasi dari kerja Mpu Kuturan dengan membawa harapan besar, bahwa dunia meditasi ini bisa di akui secara formal walaupun proses tersebut tidak mudah dan memerlukan waktu dan membangun komunikasi yang baik dari setiap kalangan.

Pada meditasinya bertujuan dalam memberikan ketenangan jiwa, bagaimana dalam prakteknya tersebut mengarah kepada hal-hal yang menjauhkan diri dari bersifat kebencian dan berdamai dengan diri sendiri dan semua makhluk, kusunya adalah manusia.

Gede juga menekankan manajemen nafas bahwa dalam proses meditasi tersebut nafas itu telah terlatih dan kemudian mengalir kedalam setiap bagian tubuh sehingga bagian tubuh yang sakit akan mampu menyembuhkan bagian-bagian tubuh yang di rasakan sakit pada individu tersebut. 

Merasakan nafas secara sadar yang di lakukan secara tenang bahkan mampu mengelola emosi dengan bijaksana, hal tersebut sangat berdampak pada pengembangan kecerdasan spritiual yang mana secara tidak langsung, akan mampu mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan.

Secara sederhana meditasi ini hanya mengajarkan kepada pasien untuk menghilangkan pikiran-pikiran atau ingatan yang tidak baik yang melekat pada diri individu tersebut yang berdampak pada kesehatan mental dan biologis. Kemudian apa yang menjadi substansi dari pengembangan karakter bijaksana dari meditasi itu sendiri?

Substansi dari meditasi itu sendiri merupakan upaya mengembangkan nilai-nilai kemanusia yang di landasi pada " you shall love your neighbor as yourself" dan apa yang menjadi makna dari kalimat tersebut adalah manusia secara lahiriah mempertahankan tingkat kenyamanannya sebagai manusia dengan cara memelihara dalam hubungan sosial, karena dapat di pastikan manusia itu sendiri tidak ada yang menginginkan rasa disakiti, dibenci, dihina atau direndahkan sehingga manusia menginginkan hal sebaliknya. Karena pada prinsipnya manusia ketika sejak lahir membawa sifat kebaikan, benih kebenaran  dan dapat di percaya. Namun dalam memelihara kenyamanan tersebut akan menimbulkan pengerbonan tanpa pamrih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun