Mohon tunggu...
Dhini Rofiah
Dhini Rofiah Mohon Tunggu... Universitas Sebelas Maret

Saya Suka Menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Diary

Prof. Dr. Muhammad Rohmadi, M. hum , Cendekiawan Bahasa yang Menyulut Inspirasi

17 September 2025   23:23 Diperbarui: 17 September 2025   23:51 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Prof. Dr. Muhammad Rohmadi, M. Hum, adalah seorang akademisi yang lahir di Sragen pada tanggal 13 Oktober 1976. Beliau merupakan akademisi sekaligus dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sebelas Maret. Prof. Rohmadi bukan hanya seorang guru besar, melainkan juga cendekiawan bahasa yang mampu menyulut inspirasi. Beliau menunjukkan bahwa bahasa tidak hanya alat komunikasi, tetapi juga cermin budaya, identitas bangsa, sekaligus sarana memperkuat literasi masyarakat. Sikap rendah hati, keterbukaan dalam berdiskusi, serta kegigihan beliau dalam menulis menjadikannya teladan nyata bagi generasi muda.


Di tengah arus globalisasi dan derasnya pengaruh teknologi, Prof. Rohmadi tetap konsisten memperjuangkan pentingnya literasi dan pemahaman bahasa. Beliau menekankan bahwa bahasa Indonesia harus dijaga martabatnya, sekaligus dikembangkan agar mampu menjawab tantangan zaman. Dalam berbagai forum ilmiah, beliau kerap menegaskan bahwa menjaga bahasa berarti menjaga jati diri bangsa.

Kiprah beliau mengingatkan kita bahwa di tengah derasnya arus globalisasi, bahasa Indonesia tidak boleh tersisih. Justru di sinilah relevansi perjuangan Prof. Rohmadi: menguatkan kesadaran masyarakat bahwa bahasa adalah identitas. Karya-karya ilmiah, aktivitas mengajar, hingga keterlibatan beliau dalam berbagai forum akademik adalah bukti nyata konsistensinya.

Bagi generasi muda, Prof. Rohmadi adalah teladan bahwa menjadi cendekiawan berarti berani menjaga nilai, menebar inspirasi, dan tidak lelah belajar. Beliau menunjukkan bahwa keberhasilan seorang akademisi bukan hanya diukur dari gelar dan jabatan, tetapi dari seberapa besar manfaat yang dapat diberikan kepada orang lain.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun