Mohon tunggu...
Dhimas Raditya Lustiono
Dhimas Raditya Lustiono Mohon Tunggu... Senang Belajar Menulis

Perawat di Ruang Gawat Darurat | Gemar Menulis | Kadang Merasa Tidak Memiliki Banyak Bakat

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Untukmu yang Hendak Merantau Ke Jakarta

4 September 2025   04:51 Diperbarui: 4 September 2025   00:49 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: stock canva

Untukmu yang Hendak Merantau Ke Jakarta

Jakarta merupakan salah satu tujuan bagi para pencari kerja, beragam pekerjaan mulai dari ART hingga Artis juga tersedia, bahkan banyak pekerjaan yang tidak membutuhkan ijazah pendidikan tinggi, asalkan rajin dan tidak malas, Jakarta adalah kota yang menjanjikan untuk menambah saldo di rekening tabungan.

Meski demikian, tidak semua orang bisa beradaptasi dengan kerasnya Jakarta, nyatanya populasi yang tinggi dengan kepadatan rangking satu di Indonesia menjadi bukti bahwa banyak orang ingin berkarir di Ibu Kota. Pada 2024 lalu, BPS mencatat kepadatan Jakarta sudah berada di angka 16.165 jiwa per Km2. Kepadatan ini tentu saja membuat para pendatang dari daerah harus bisa beradaptasi, salah satunya adalah beradaptasi dengan kemacetan.

Kemacetan di Jakarta sudah tak ada lagi yang bisa menolong, kecuali hari libur lebaran. Saat macet tiba, suasana menjadi tidak nyaman, mungkin akan ada orang yang saling menyalahkan karena dianggap menghambat pergerakan, padahal kemacetan adalah rutinitas yang hanya libur saat lebaran tiba.

Jakarta memang menawarkan penghasilan dan pekerjaan, tapi sadarilah bahwa pengeluaran di kota ini memang tidaklah sedikit, salah satu upaya untuk berhemat yang paling mungkin adalah tidak sering membeli makanan di mall, caf atau resto mahal, turunkan gengsimu, berdamailah dengan jajanan pinggir jalan, masih ada ketoprak atau gado-gado di pinggir jalan yang tak kalah nikmat, masih ada warteg yang bisa menjadi andalan ibadah makan siang.

Sebelum mantap merantau ke Jakarta, tanyakan kembali hatimu dan pikiranmu, apa tujuanmu berada di Kota Terpadat se-Indonesia ini, apakah memang  ingin berjuang, ataukah masih berjudi dengan nasib? Karena harus disadari bahwa Jakarta bukan untuk orang yang malas.

Ketika di pedesaan aktifitas berangkat kerja sudah dimulai pada pukul 06.00, Jakarta justru menjadi kota yang seakan hidup 24 jam, tidak sedikit orang yang berangkat kerja mulai pukul 03.00, artinya ada orang yang berangkat lebih pagi dari itu.

Tanyakan pada diri sendiri, siapkah untuk berdamai dengan kerasnya Ibu Kota, mungkin ragamu masih kuat untuk melakukan segala pekerjaan, pikiranmu juga masih bisa dikontrol saat suasana membuatmu hectic, tapi sampai kapan? Apakah di umur 45 tahun nanti kamu akan tetap siap menjalani segala keriwehan di Jakarta, ataukah kamu ingin menjalani hidup secara slow living?

Pikirkan kembali bahwa harga rumah di Jakarta sudah tidak masuk akal, atau kamu juga bisa membeli rumah seharga Rp. 100 juta dengan luas rumah 14 meter2. Dengan ukuran rumah seperti itu, tentu saja cukup layak untuk dihuni seorang diri, tapi bagaimana jika kamu sudah berkeluarga lalu punya anak, rumah dengan luas tidak lebih dari 6 meja pingpong ini tentu saja membuat ruang gerak di dalam rumah tidak maksimal.

Meski demikian, Jakarta adalah tempat yang cocok untuk menempa mental, ada banyak arena kompetisi di sini, ada banyak hiburan yang ditawarkan mulai dari hiburan jalanan hingga hiburan gemerlap yang menjadi sasaran pajak dengan nominal yang tinggi.

Jakarta akan membuat siapapun menjadi tangguh, kecuali bagi orang yang tak bisa bekerja di bawah tekanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun