Mohon tunggu...
Dhiandra Mira Amelia
Dhiandra Mira Amelia Mohon Tunggu... Mahasiswa Program Studi Jurnalistik, UIN Jakarta.

Writing as a way to reclaim what’s essential.

Selanjutnya

Tutup

Seni

Sanggar Tari 98: Dari Langkah Betawi, Menari untuk Indonesia

11 Juli 2025   22:56 Diperbarui: 16 Juli 2025   20:44 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keceriaan penari cilik saat mengikuti latihan tari tradisional Betawi di halaman sanggar. (Foto: Dok. Pribadi)

Jagakarsa, 5 Juli 2025 – Langkah-langkah tari diiringi senyum yang mengembang di wajah para penari muda, memeriahkan Sabtu pagi di sanggar tari Betawi, Jagakarsa. Sebuah sanggar tari bernama Sanggar 98 didirikan oleh Sadeli pada tahun 2022. Sadeli menjelaskan bahwa tujuan awal didirikannya Sanggar 98 karena melihat adanya potensi dari anak muda lingkungan Setu Babakan. “Awalnya terlihat ada beberapa warga yang unggul di bidang seni budaya, jadi kenapa enggak kita dirikan sanggar saja, sebagai tempat mereka berkembang melalui budaya Betawi,” jelas Sadeli pada Sabtu (5/7) saat diwawancarai di kediaman rumahnya. Alasan lain terkait pendirian sanggar, Sadeli menjelaskan ingin melakukan pembinaan kepada generasi muda, dengan harapan dapat menciptakan kesadaran akan tanggung jawab menjaga budaya Indonesia, khususnya budaya Betawi.

Sadeli mengungkapkan banyak tantangan dalam membina generasi muda untuk terus melanjutkan kebudayaan tradisional Betawi. Salah satu faktor tantangan yang paling besar adalah sedikitnya jumlah anak muda yang tertarik dengan tarian tradisional di era modern. “Karena pemahaman mereka tentang seni budaya Betawi itu cuma sekilas saja, karena sudah terkontaminasi dengan budaya luar. Mungkin faktor gengsi ya itu,” tutur Sadeli. "Ketertarikan itu datang dari hati nurani, jadi memang awalnya harus senang dulu. Nah itu yang menjadi tantangan, ini tugas kita untuk menciptakan ketertarikan mengenai tarian Betawi kepada generasi muda,” lanjut Sadeli saat bertanya bagaimana menghadapi cara menghadapi generasi muda yang cuek akan budaya.

Erik Erlangga, ketua sekaligus pelatih Sanggar 98, rutin mendampingi anak-anak muda untuk memperkenalkan dan mencintai tari Betawi. “Rasanya bangga, senang. Karena masih banyak yang berminat belajar tari tradisional, khususnya Betawi,” ujar Erik saat diwawancarai di sela-sela latihan tari pada Sabtu (5/7).

Terkait tanggapan bahwa tari tradisional tak lagi relevan, Erik memberikan pendapat bahwa peran sanggar sangat penting untuk pelestarian budaya, menurutnya, musik, tarian, hingga lenong diibaratkan sebagai jantung bagi Ibu Kota Jakarta. Di tengah tantangan zaman di era modern, Erik tidak gentar menerima anggapan bahwa tari tradisional sudah tidak relevan. “Justru di luar negeri tari tradisional lebih dihargai. Yang modern sudah biasa. Kita boleh menggabungkan unsur modern, tapi jangan lupakan yang tradisional,” tuturnya.

Rasa bangga kepada anak didik yang dibornya tak lepas dari rasa hangat yang hadir di hati setiap melihat anak didiknya berkembang, “Yang dulu enggak bisa nari, belum percaya diri, sekarang udah bisa jauh lebih percaya diri, udah ikut lomba dan itu kagum banget,” jelas Erik.

Sanggar 98 bukan sekedar tempat belajar gerakan tari. Sanggar ini juga menjadi wadah anak muda Betawi untuk mempersembahkan penampilan anak muda Indonesia lewat berbagai kompetisi, dan panggung kebudayaan. Salah satu momen terkini yang berkesan bagi Erik adalah saat mereka tampil di acara “Jakarta dalam Warna” di Bundaran HI, dan disaksikan oleh Gubernur DKI Jakarta. Sanggar 98 sudah mengikuti beberapa kompetisi, seperti lomba dari Dinas Kebudayaan pada tahun 2024, hingga lomba Karya Cipta Tari yang berhasil menembus peringkat 10 besar.

Aqeela, salah satu remaja yang bergabung dengan Sanggar 98, mengatakan bahwa ia bangga menjadi bagian dari masyarakat yang turut melestarikan budaya Indonesia, melalui gerakan tarinya. “Iya, aku setuju, ikut dengan sanggar tari, dan nampilin tarian Betawi ke banyak orang, artinya aku ikut menjaga dan melestraikan budaya Indonesia,” ujar Aqeela saat diwawancarai di aula sanggar 98 pada Sabtu (5/7). Selain itu, Aqeela juga menambahkan bahwa melalui sanggar ini, ia belajar membangun kepercayaan diri dan menantang diri sendiri untuk tampil di depan publik.

Di akhir wawancara, Erik menyampaikan harapannya kepada masyarakat dan pemerintah agar terus memberikan dukungan kepada mereka yang bergerak dalam kesenian tradisional. “Alhamdulilah sekarang sudah mendapat pemandangan yang bagus, pemerintah responnya sekarang bagus, responnya baik, bantu untuk mengangkat dan mendorong kesenian tradisional, khususnya Betawi,” ujar Erik. Ia berharap ke depan semakin banyak ruang dan kesempatan yang diberikan kepada sanggar-sanggar lokal dan pelaku seni, agar seni tradisional tak sekadar dikenang, tetapi juga tetap hidup dan dicintai generasi muda, hingga mengharumkan nama Indonesia.

Di tengah arus globalisasi, langkah kecil Sanggar 98 adalah bentuk nyata dari mempertahankan budaya sebagai warisan bangsa. Dari langkah kecil tari anak Betawi, mereka berharap lahir cinta untuk Indonesia esok hari. Di sebelahnya, tokoh pelestari budaya seperti Sadeli dan Erik berharap semakin banyak anak muda yang tertarik untuk berkontribusi terhadap kebudayaan Betawi. Sebab menurut mereka, kalau bukan generasi sekarang, siapa lagi? Dengan latihan rutin, keinginan kuat, dan semangat dari para pelatih, mereka percaya langkah kecil dari sanggar bisa menjadi awal perjalanan yang besar.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun