Sialnya, satu-satunya tempat yang gue suka juga ramai pengunjung. Namun karena konsep dari coffe shop ini menempatkan customer diruang yang terbuka. Gue suka dengan sesuatu yang terbuka sama halnya seperti telapak tangan gue ini yang akan dan selalu terbuka untuk berjabatan tangan dengan siapapun.
Allaamakkk,,, semua bangku sudah terisi full dengan para abg-abg yang gue bilang emang masih pada abg labil lah, maklum hari Minggu. Ditambah ada performance band indie kota kembang yang vokalisnya itu cantik sangatlah pokoknya. Celingak -- celinguk lah akhirnya yang bisa gue lakuin sambil nyari bangku kosong.
Lumayan lama sih sampai akhirnya gue ditawarin tempat duduk sama salah satu waiters. Dia nawarin gue untuk duduk disalah satu bangku barengan dengan seorang perempuan yang terlihat memang sedang sendiri. Its okey, akhirnya gue nurutin saran si waiters tersebut.
Dalam hati gue berbisik agak lirih sebenernya, "dari sekian banyak orang disini dan masih pada muda -- muda terus kenapa gitu bagian gue kedapatan duduk sama seorang perempuan yang kelihatannya udah berumur gini ya,"
"Permisi," sapaku pada perempuan itu. "saya duduk disini boleh ya,? Tidak sedang menunggu kan?"
"oh iya silahkan mas," balas perempuan tersebut.
Akhirnya gue bisa duduk tenang menikmati suasana bernuansa "jazzy" banget.
Gue liat si perempuan sesekali curi -- curi pandang sambil pura -- pura sibuk mainin gadgetnya. "Hmm,, kayaknya asik juga nih missal dia, gue mainin layaknya gadget itu. Hahaaa.." yuph, tiba-tiba jiwa usil ini bangkit lagi.
"ehemm,,"