Tragedi yang menimpa Affan Kurniawan bukan sekadar kecelakaan di tengah demonstrasi, melainkan potret nyata bagaimana kekuasaan sering hadir dengan wajah yang menakutkan. Barracuda yang menabraknya bukan hanya kendaraan, tapi simbol betapa negara masih berkomunikasi dengan rakyat melalui kekerasan dan intimidasi, bukan dialog.
Dalam nilai Pancasila, terutama sila ke-2 tentang Kemanusiaan yang adil dan beradab, peristiwa ini menunjukkan kegagalan negara menempatkan manusia sebagai pusat kemanusiaan. Negara seharusnya melindungi, bukan menakuti. Permintaan maaf pejabat mungkin menyentuh, tetapi tanpa keadilan dan transparansi, empati itu hanya menjadi simbol kosong.
Bagi kita, peristiwa ini menjadi pengingat bahwa demokrasi sejati hanya bisa hidup bila negara berbicara dengan bahasa kemanusiaan, bukan kekerasan. Rakyat tidak butuh intimidasi untuk taat, mereka butuh kepercayaan dan keadilan untuk percaya. Kematian Affan menjadi tanda bahwa sudah saatnya negara berhenti "berbicara dengan senjata" dan mulai belajar mendengar dengan hati.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI