Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menelusur Nadi Kali Pancur

1 Juni 2015   13:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:24 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_421749" align="aligncenter" width="576" caption="Canyoning, menyusuri aliran sungan dengan beragam rintangan (dok.pri)."][/caption]

Sekuat tangan ini menarik carmantle statis berdiameter 8mm. Nyaris tak bergeming, saat kembali mencoba menarik tali yang memiliki kekuatan 1,4 ton berharap bisa lepas dan terurai dari simpulnya. Sepertinya ada yang menyangkut, saya pun memanjat dinding air terjun setinggi 25m untuk melepaskan tali yang tersangkut. Benar saja, sesampai di puncak air terjun, simpul tali tersangkut dicelah batu. Baru saja hendak melepas simpul tersebut, tetiba 2 teman saya menyusul di belakang. "Kalian mengapa menyusul..?" tanya saya, mereka serempak menjawab "kami pengen turun sekali lagi". Canyoning ternyata membuat tuman/ketagihan 2 teman saya yang baru pertama kali saya ajak.

[caption id="attachment_421750" align="aligncenter" width="576" caption="Semalam hujan deras, dan pag ini Kali Pancur bajir lumpur (dok.pri)."]

14331406042103220802
14331406042103220802
[/caption]

Semalam dengan lebatnya hujan mengguyur badan Gunung Telomoyo. Prediksi saya, sungai-sungai di Kaki Telomoyo akan besar debit airnya dan deras alirannya, sebab esok akan canyoning, yakni menyusuri sepanjang aliran sungainya. Sepertinya saya sudah ke-5 kali menyusuri kali pancur ini, namun tiap kali mengikuti alirannya selalu mendapatkan nuansa yang berbeda dan menjadi alasan mengapa kembali menikmati tiap lekukan dan alirannya.

Bertiga kami menuruni anak-anak tangga dari gerbang Kali Pancur menuju air terjunnya. Karcis seharga 2000 rupiah menjadi tarif yang sangat murah untuk menikmati alam di sana. Ratusan anak tangga kami turuni satu persatu. Dinding sebelah kiri jalur terjadi longsor di beberapa titik, sepertinya efek hujan deras beberapa waktu yang lalu. Benar saja longsor, sebab tanah dan lereng di sana hanya ditumbuhi oleh rumput gajah tanpa ada perakaran tanaman keras yang mempu menahan erosi.

[caption id="attachment_421751" align="aligncenter" width="576" caption="Satu persatu kami mengarungi sungai, walau kadang harus dengan tambahan tali pengaman (dok.pri)."]

14331406601026331446
14331406601026331446
[/caption]

Wet Suit segera saya kenakan sebagai pakaian yang mampu menjaga suhu tubuh. Canyoning yang besar waktu dihabiskan di dalam air selama berjam-jam sangat rentan terkena serangan hipotermia atau kehilangan panas tubuh. Sangat disarankan mengenakan wet suit sehingga bisa menjaga suhu tubuh agar tetap hangat. Perlengkapan wajib selanjutnya adalah seat harness untuk mengamankan tubuh saat turun dari air terjun. Perlengakan yang terakhir adalah helm dan perlatan panjat tebing berupa; descender, ascender dan beberapa cincin kait dan tali carmantle.

Canyoning hingga saat ini belum begitu populer di kalangan masyarakat. Medan yang menantang terkadang menjadi hambatan, tetapi juga dengan peralatan yang bisa dibilang cukup mahal. Persoalan tidak sampai disitu, tetapi kemampuan seseorang juga perlu karena harus memiliki kemampuan fisik yang baik dan menguasai seluk beluk tali temali dan skill panjat tebing. Tidak semua harus memiliki, tetapi bagi mereka yang jalan paling depan, tengan dan belakang harus memiliki bekat tersebut akan bisa menjaga mereka yang tidak bisa.

Perlahan kaki ini masuk dalam aliran air sungai yang berwarna cokelat tanah. Sepertinya di hulu sedang ada hujan lebat dan mengikis tanah dan larut dalam air. Memang agak risi masuk dalam aliran sungai berwarna cokelat, tetapi beberapa anak sungai yang masuk mampu mengencerkan warna cokelat menjadi sedikit pudar dan dibeberapa titik sudah ada yang jernih.

Untuk melintasi Kali Pancur minimal akan melewati 5 air terjun dengan ketinggian bervariasi. Dari ketinggian 5m ada dua, dan 1 setinggai 15 meter dan ada 2 air terjuan dengan ketinggian 25m. Menuruni air terjuan sangatlah menantang, sebab selain hambatan berupa ketinggian ada hambatan lain yakni batu yang licin dan aliran sungai yang kencang. Jika sudah masuk dalam aliran airnya bisa saja nafas ini terasa susah karena seperti tenggelam dalam air. Antisipasinya adalah dengan membentuk sudah 45 derajat agar kepala keluar dari aliran air dan kaki masih berpijak pada dinding air terjun.

[caption id="attachment_421752" align="aligncenter" width="576" caption="Jeram demi jeram kami turuni, tentu saja faktor utama adalah keselamatan (dok.pri)."]

1433140736445644940
1433140736445644940
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun