Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Bagunung Perak, Pernikahan ala Bangsawan Suku Dayak Ma'anyan

29 April 2017   12:11 Diperbarui: 30 April 2017   12:08 1773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tari dadas, tarian Dayak Ma'anyan untuk upacara Bagunung Perak (dok.pri).

Heidi yang berusia 15 tahun, wajahnya nampak berseri-seri ketika hendak memasuki sebuah pintu berhiaskan janur kuning. Bagaimana tidak, sebentar lagi dia akan bertemu calon istrinya, Elsa yang 2 tahun lebih tua. Senyuman Heidi tak sendiri, tetapi diiringi gadis-gadis cantik yang menari bersama 2 pemuda yang nampah gagah dengan pakaian adatnya. Beruntung saya mendapat kesempatan menghadiri adat pernikahan suku Dayak Ma'anyan yang bernama Bagunung Perak.

Beberapa kali terdengar suara dari pembawa acara "mohon para tamu jangan menghalangi pandangan pak Bupati dan rombongannya". Antusias para tamu begitu membuncah saat melihat prosesi perkawinan agung Bagunung Perak. Bagaimana tidak? prosesi pernikahan ini adalah adat para bangsawan yang sudah lama tidak dilakukan. Hanya kaum bangsawan  yang boleh melakukan prosesi pernikahan ini.

Di Desa Warugin, Kecamatan Tamta, Kabupaten Tabalong - Kalimantan Selatan saya menjadi bagian dari ribuan mata yang menyaksikan perkawinan agung ini. Menurut pak PatraMahu Wu'i selaku tua-tua adat menjelaskan jika prosesi kusus keturuna bangsawan atau orang yang memiliki kekayaan. Perkawinan ini adalah simbol dari status seseorang.

Pemangku adat sedang menikahkan kedua mempelai secara adat Bagung Perak (dok.pri).
Pemangku adat sedang menikahkan kedua mempelai secara adat Bagung Perak (dok.pri).
Bagunung Perak tidak semua orang bisa melakukan adat ini. Untuk kaum perempuan, harus dari keturunan keluarga raja, bangsawan, atau status sosial yang tinggi. Untuk pihak laki-laki bisa dari bangsawan atau rakyat biasa. Pak Patra menjelaskan, semua lelaki boleh meminang putri bangsawan. Niat baik untuk menikahi harus diutarakan dengan pemberian sebagai simbol permintaan kepada orang tua gadis. Jika orang tua gadis setuju, pihak laki-laki harus membawa keluarga besarnya untuk meminang sambil menyerahkan seserahan. Untuk adat pernikahan, dewan adatlah yang akan menentukan.

Dewan adat adalah orang-orang yang terpilih untuk mengurusi masalah adat salah satunya adalah perkawinan. Status sosial dari pihak perempuan akan menjadi pertimbangan, kira-kira adat apa yang akan dipakai, sedangkan pihak lelaki harus menuruti. Salah satu adat perkawinan yang tertinggi derajatnya adalah bagunung perak.

Para gadis penari nampak bercengkrama sembari menunggu prosesi dari Balian selesai (dok.pri).
Para gadis penari nampak bercengkrama sembari menunggu prosesi dari Balian selesai (dok.pri).
Bagunung perak diadakan oleh pihak perempuan. Pada awalnya prosesi Bagunung perak akan di dahului prosesi oleh Balian. Balian adalah ahli spiritual yang akan membersihkan lokasi pernikahan dari gangguan roh-roh jahat yang akan mengganggu. Pembersihan oleh balian ini biasanya berlangsung selama 2 - 3 hari.

Mempelai lelaki akan disambut tarian sebelum memasuki pelataran rumah mempelai perempuan (dok.pri).
Mempelai lelaki akan disambut tarian sebelum memasuki pelataran rumah mempelai perempuan (dok.pri).
Pada hari yang ditentukan pihak laki-laki akan datang bersama keluarganya mengantar pengantin laki-laki. Tari dadas akan menyambut mempelai lelaki tepat di pintu gerbang rumah mempelai perempuan. Tari dadas akan dibawakan oleh 6 gadis belia. Para gadis yang menari akan memakai beberapa gelang berukuran besar yang terbuat dari logam. Gelang ini akan mengeluarkan bunyi yang nyaring untuk mengimbangi suara musik dayak.

Tidak hanya tari Dadas, tetapi ada tarian lagi yang ditampilkam yakni tari Bawo. Tarian ini dibawakan oleh 2 pemuda yang memakai gelang. Tarian berikutnya adalah tarian giring-giring, tarian ini mendapat sentuhan moderninsasi yang dibawakan oleh para gadis. Untuk tarian atraksi ada yang namanya tarian balian gulat, yanki pertunjukan tarian oleh 2 pemuda yang berpakaian mirip balian.

Tari Balian gulat, salah satu atraksi tarian dalam prosesi Bagunung Perak (dok.pri).
Tari Balian gulat, salah satu atraksi tarian dalam prosesi Bagunung Perak (dok.pri).
Ritual selanjutny adalah mempertemukan mempelai laki-laki dengan perempuan. Mempelai perempuan akan keluar dari rumah sambil diiringi dengan tarian, dan mempelai laki-laki sudah menunggu di pelaminan. Saat yang ditunggu pun tiba akhirnya Heidi bertemu dengan pujaan hatinya-Elsa. Mereka saling melempar senyum, sebelum dipersatukan dalam sebuah pelaminan.

Pertemuan mempelai laki-laki dan perempuan (dok.pri).
Pertemuan mempelai laki-laki dan perempuan (dok.pri).
Riuh pengunjung semakin memenuhi sekitaran pelaminan untuk menyaksikan prosesi agung ini dari dekat. Setelah sekian lama menunggu akhirnya saya bisa mendekati pengantin baru ini untuk bertanya-tanya. "saya sangat senang ditunjuk untuk ikut melestarikan budaya kami" kata Heidi. "Saya tidak malu dengan adat saya, walau diluar sana sudah memakai acara yang modern". Di sela-selan saya berbincang dengan mereka, ada yang menyelatuk "Heidi, Elsa jangan lupa sekolah ya..?". Benar saja Heidi masih kelas 3 SMP dan Elsa duduk di bangku 2 SMA. Beruntung sayang bisa berbicara dengan mereka yang mengaku bangga dengan budayanya, sayangnya ini hanya festival belaka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun