Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Yakinkah dengan Air Siap Minum di Tempat Umum?

2 Mei 2018   11:34 Diperbarui: 2 Mei 2018   15:38 2411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu fasilitas air siap minum di taman Indrokilo-Boyolali.(dok.pri).

Tahun 2006, saat itu saya menjadi relawan bencana gempa di Yogyakarta. Salah satu permasalahan saat itu adalah ketiadaan air bersih. Datanglah bantuan dari Jerman tentang alat pemurnian air yang nantinya air bisa langsung dikonsumsi. Air sungai yang keruh disedot lalu dimasukan dalam alat dan keluarlah air yang jernih. Namun, masyarakat memilih air sumur lalu merebusnya, sedangkan air hasil purifikasi dibuat hanya untuk cuci tangan hingga urusan MCK.

Sudut pandang masyarakat kita tentang air minum adalah air yang harus direbuh hingga mendidih. Apa pun airnya harus direbus, setelah mendidih baru boleh dikonsumsi. Bahkan mengonsumsi air setengah matang juga menjadi pantangan karena takut "anyang-anyangan"/beser. Lebih parah lagi, air minum dalam kemasan juga harus direbus dahulu baru diminum. Sebuah ketaatan pada asas kesehatan, bagaimana harus memerlakukan air agar dikonsumsi.

Air Rebus Siap Minum

Di negara maju, kebiasaan mengonsumsi air tidak lagi harus merebus terlebih dahulu. Air-air yang didistribusikan ke rumah tangga sudah mendapatkan perlakuan khusus sehingga bisa langsung diminum. Cukup meminum air langsung dari keran tanpa harus bersusah payah merebusnya.

Di Indonesia sepertinya belum ada yang kota yang menyediakan air siap minum yang disalurkan melalui pipa-pipa ke rumah-rumah warga. Jangankan mengolah air siap minum, mengolah air hingga memenuhi baku mutu air yang baik acapkali masih menjadi kendala. Namun, di beberapa tempat umum seperti bandara, taman kota, mal sudah menyediakan keran air siap minum. Namun apakah masyarakat yakin?

Tidak mudah meyakinkan masyarakat jika air siap minum itu benar-benar bisa diminum dan aman. Mereka masih percaya dengan ceret dan air yang harus dididihkan terlebih dahulu. Perkembangan teknologi telah menciptakan alat yang mampu meningkatkan kualitas air menjadi lebih baik sehingga bisa dan aman dikonsumsi langsung.

Pengolahan Air Siap Minum

Menjadi ketakutan masyarakat adalah efek samping dari air yakni keracunan atau sakit perut/diare. Efek tersebut disebabkan oleh polutan baik secara fisik, kimia, dan biologi. Secara fisik air bisa membawa partikel-partikel seperti kapur dan logam berat yang bisa mengakibatkan gangguan kesehatan terutama ginjal. Dari sisi kimia, air bisa berpengaruh pada tingkat kesadahan dan keasamannya. Dari sisi biologis adalah ketakutan adanya mikroorganisme patogen yang mengakibatkan penyakit.

Alur pengolahan air siap minum (http://www.kelair.bppt.go.id/sitpapdg/Patek/Spah/spah.html).
Alur pengolahan air siap minum (http://www.kelair.bppt.go.id/sitpapdg/Patek/Spah/spah.html).
Dengan teknologi pengolahan air, maka permasalahan air secara fisika, kimia dan biologi bisa terselesaikan dalam satu rangkaian alat. Alat tersebut prinsip kerjanya menyaring, menetralisir, dan menyucihamakan. Alat ini tidak berbeda jauh dengan yang digunakan di perusahaan-perusahaan air minum dalam kemasan.

Penyaring ini berfungsi untuk menyaring partikel-partikel padat sehingga air menjadi jernih. Selanjutnya air akan dinetralisir dalam air penukar ion untuk menghilangkan kesadahan akibat adanya kalsium dan logam berat. Berikutnya adalah penyaring berukuran mikron yang berfungsi untuk menyaring mikroorganisme berukuran mikron. 

Bakteri rerata memiliki ukuran1-0,5 mikron, sedangkan penyaring yang digunakan berukuran 0,5-0,01 mikron. Jika ada bakteri yang lolos makan akan dihajar dengan menggunakan sinar ultra ungu yang mampu memutasi DNA bakteri dan bisa membunuhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun