Sekolah haruslah menerapkan aturan ketat untuk menjaga anak remaja terkena efek pergaulan yang tidak baik. Di samping itu seorang guru haruslah memiliki sensitivitas  terhadap masalah anak pubertas. Guru jangan terlalu keras dalam menghadapi siswa bermasalah. Karena bisa jadi, bukannya ikut meredam kenakalan mereka, malahan membuat kenakalan mereka semakin menjadi.Â
Menjelang usia belasan tahun, kemandirian anak secara fisik sebenarnya sudah di perkuat dengan pemikiran yang lebih bebas, ia semakin mampu memotivasi diri, membuat rencana ke depan, banyak bertanya namun malas menjawab. Anak seang mengembangkan kapasitas berpikir abstrak. Sehingga perlu respon yang tepat dari orang dewasa ( guru ) untuk mendampingi anak masa pubertas dalam mematangkan kapasitas berpikirnya tersebut.
Guru juga harus bisa memosisikan diri dengan tepat dalam menangani anak masa pubertas. Karena guru tentunya menyadari : semakin besar anak , pasti banyak hal-hal yang ia pikirkan , namun hal tersebut masih belum terarah. Â Bagaimana cara guru melatih anak dalam berpikir untuk mengoptimalkan kemampuannya dalam menyelesaikan masalah atau mengambil siakp?
Berikut adalah respon - respon yang dapat dilakukan guru :
Pertama, Menerima saran
Menerima saran anak mengenai pemecahan suatu masalah, terlepas dari si guru setuju apa tidak., yang paling penting adalah mengundang adanya aliran gagasan . Bisa juga mengatakan " Itu salah satu pemecahannya. Ada yang lainnya ? "
Kedua, Hargai pemikiran anak.
Lebih baik memuji anak dengan mengatakan " pemikiran bagus " daripada " ide bagus " sebab sebuah ide yang bagus saat ini belum tentu cocok  untuk situasi lain. Yang membantu memecahkan masalah adalah proses berpikir yang menghasilkan lebih dari satu ide.
Ketiga, Mendiskusikan pemikiran.
Untuk menggali berbagai pilihan solusi, tanyakan pada anak mengenai bagaimana perasaan orang lain terhadap solusi yang dia usulkan.Â
Semoga bermamfaatÂ