Mohon tunggu...
Dhany Saputra
Dhany Saputra Mohon Tunggu... Lainnya - Peneliti DNA

Dhany Saputra adalah PhD di Center for Genomic Epidemiology, TU Denmark. Di Center ini dia mengembangkan software diagnosis cepat berbasis DNA untuk penanganan wabah skala kecil dan skala pandemi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Siapa "The One" dalam Hidupku?

20 September 2018   04:06 Diperbarui: 25 September 2018   06:22 2187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nothing you can make that can't be made
No one you can save that can't be saved
Nothing you can do, but you can learn how to be you in time, it's easy

All you need is love
All you need is love
All you need is love, love
Love is all you need

Lirik di atas adalah ciptaan John Lennon dari album Magical Mystery Tour (1967). Liriknya puitis, apalagi ditemani musik yang indah. Tapi kalau kita lihat kehidupan cintanya, John mengaku suka melakukan kekerasan, termasuk terhadap perempuan, kedua istrinya (Cynthia Powell & Yoko Ono) dan anak pertamanya (Julian Lennon).

discogs.com
discogs.com
But there's a danger in loving somebody to much,
and it's bad when you know it's your heart you can't trust.
There's a reason why people don't stay where they are.
Baby, sometimes love just ain't enough.

Kalau ini adalah lirik "Sometimes Love Just Ain't Enough" ciptaan Patty Smyth dari Album Patty Smith (1992). Patty Smith menikah setelah lagu ini, sampai sekarang, dan punya dua anak. Tapi tulisan ini bukan nge-judge mereka, tapi saya pengen bahas apakah ketertarikan itu cukup buat mencari "the one".

Apa Itu "Tertarik"?


suryamalang.tribunnews.com
suryamalang.tribunnews.com
Tertarik itu simply artinya "doyan". Cowok ngliat cewek cakep di jalan, trus matanya diam-diam kagum ngeliatin, meski cuma bentar, atau bahkan suit suit, itu namanya tertarik. Cowok mantengin Raisa di YouTube berjam-jam sambil bergumam "Duhh cakepnya", itu juga namanya tertarik. 

Dan tidak jarang, cowok beraksi nyata, ngontak langsung si cewek, bahkan sampai mengambil hatinya. Trus si ceweknya mau buat diajak kenalan lebih jauh. Setelah berinteraksi alias PDKT, ada yang lama ada yang cepat, akhirnya muncullah "chemistry" di antara keduanya.

Nah apa itu chemistry? Chemistry adalah kenyamanan hubungan yang membawa perasaan cinta satu sama lain. Chemistry pada dasarnya adalah cinta, atau passion dengan orang lain. Apa ciri orang yang ada chemistry? 

Waktu dan pikiran kita, isinya didominasi dia lagi dia lagi. Waktu cepat berlalu kalau lagi sama dia. Selalu nunggu telefon atau chat dari dia. Dan telefon atau chat itu pasti akan ada, kalau ada chemistry di antara dua orang itu. 

Dunia serasa milik berdua, yang lain cuman ngontrak dan pada gak bisa bayar sampai mereka semua harus minggat. Dan chemistry itu HARUS ada di dua-duanya. Kalau searah namanya nepuk sebelah tangan, emang enak nepukin angin? Chemistry juga bisa hilang, itu namanya ilfil.

time.com
time.com
Apapun bisa menumbuhkan chemistry. Entah itu passion si dia dalam hobinya, cara dia ngomong, kemampuan dia yang kita kagumi, perhatiannya, atau kesamaan. Dan chemistry datang dari dua lovebirds yang biasanya punya kualitas yang berlawanan tapi saling melengkapi. Misalnya introvert vs ekstrovert, Monica Geller (clean-freak, terencana) vs Chandler Bing (slordig, jorok, spontan), atau cewek galak giras vs cowok kalem mellow. Tapi itu biasanya. Nggak selalu demikian.

Apakah Cinta Itu Cukup?

Buat mencari "the one", cinta itu nggak cukup! Kalo kamu jawab sebaliknya, mungkin kamu kebanyakan dengerin lagu mellow yang bilang kalo cinta adalah solusi dari semua masalah dan cinta itu buta. Berikut ini contoh kasus bahwa cinta itu nggak cukup. Sebagian cerita fiktif, sebagian true story diganti namanya.

showclipaz.com
showclipaz.com
KASUS 1. Munawaroh, fans berat drama korea. Pas dia lagi liburan ke Bali, ehh gak sengaja ketemu artis korea lagi liburan juga. Si artis korea kok ya kebetulan jatuh cinta juga sama Munawaroh, nanya mau nggak pacaran sama dia. Terang aja Munawaroh ho-ah ho-oh aja tanpa pikir panjang. 

Diajak kawin hari itu juga, mana mungkin Munawaroh nolak, namanya juga fans berat. Abis kawin, pasangan itu saling post lah di instagram facebook dan segala macam sosmed. 

Terus dia masuk infotainment, judul gosipnya "Munawaroh goes international", yang bacain beritanya Dave Hendrik dengan ganjennya, dan berita itu bikin cemburu cewek-cewek penggemar drama korea se-Indonesia raya. Kalah deh rasa bahagianya peraih medali emas Asian Games. Eh abis kawin, barulah tau kalo si korea demen mukul & nampar cewek. Ujung-ujungnya mereka cerai.

nydailynews.com
nydailynews.com
KASUS 2. Sisca dan Markus saling jatuh cinta. Sisca udah kerja dengan gaji memuaskan, Markus kerjanya serabutan, udah setahun nganggur belum dapet kerja tetap juga. Mereka akan nikah dalam hitungan bulan. Markus cinta banget sama Sisca, begitu juga Sisca ke Markus. 

Meskipun gitu, Markus kurang tertarik ikut campur dalam merencanakan nikahan. Markus sempat juga mendadak minta ganti tanggal lamaran, dua hari sebelumnya, soalnya baru janjian naik gunung sama teman-temannya. 

Gak ada uang yang terlanjur terbuang sia-sia dari acara lamaran, tapi orang tua Sisca makin "raise concerns" sama Markus. Orang tua Sisca sebenarnya kurang setuju jauh sebelumnya karena hal semacam ini sudah beberapa kali terjadi selama mereka pacaran. Tapi Sisca yakin kalau cinta adalah solusi dari semua masalah.

Terbukti, perkawinan mereka bahagia, Sisca membuktikan ke ortunya kalau perkawinan mereka nggak kayak yang ditakutkan. Setahun berlalu, Markus masih pengangguran. 

Selama jam kantornya Sisca, Markus biasanya nyampah dan bikin berantakan rumah. Dia marah kalau Sisca gak masak makan malam. Kalau Sisca komplain, Markus bilang "kamu ini manja dan sombong ya". Dan Markus masih sering meninggalkan acara yang sudah mereka berdua sepakati untuk datang, demi naik gunung sama temen-temennya. Saat ini rumah tangga mereka di ujung tanduk. Dan Sisca nggak mau cerita ke ortu, daripada nanti dibilang "Tuh kan.."

mikeandsusandawson.com
mikeandsusandawson.com
KASUS 3. Nikolas pacaran sama Kristin sudah sejak lama. Mereka sering banget bertengkar, dan besoknya mereka damai lagi. Setelah damai mereka saling mengingatkan kalau pertengkaran itu hal kecil dan gak perlu dipermasalahkan, soalnya di antara mereka ada cinta yang dalam. 

Pasti ada cara untuk menyelesaikan semua masalah. Cinta bakal menyelesaikan semuanya. Mereka mengira cinta menyelesaikan permasalahan. Tapi pertengkaran berulang lagi dan lagi. Kata-kata pas cekcok makin kasar. 

Komunikasi mereka nggak efektif. Telepon mesra berjam-jam, katanya "itu rasa cinta kamilah yang ngobrol", tapi sebenarnya nggak banyak yang mereka obrolkan. Dan mereka sudah bertahan 3 tahun seperti itu. Tapi pada akhirnya mereka putus, dan putusnya ugly banget.

acidcow.com
acidcow.com
KASUS 4. Abdul dulunya adalah suka gonta-ganti pacar, tapi pada akhirnya dia tobat setelah pengalaman buruk dengan pacar terakhirnya. Abdul memutuskan taaruf sama Samira, dan sebulan setelahnya mereka menikah. 

Abdul yakin PDKT dan pacaran setelah menikah itu lebih indah. Toh kata murabbinya (=comblang) orangnya baik dan saleha, agamanya baik, orang tuanya jelas, sayang sama keluarga, dan nikahnya direstui kedua pihak.

Eh nggak tahunya, setelah nikah istrinya minta share semua passwordnya, mulai HP, Facebook, Instagram, sampai email. Kadang Samira juga maksa ikut nemenin Abdul pas Abdul dinas, biar suaminya nggak lirak-lirik cewek lain. 

Abdul jadi di bawah pengawasan Samira 24/7. Samira yang dasarnya kengangguran, jauh lebih tahu kabar mantan-mantan Abdul daripada Abdul sendiri, soalnya Abdul udah malas juga perduli sama mantannya. Samira nggak punya trust ke Abdul, dan Abdul diam-diam juga kehilangan trust sama dirinya sendiri untuk melakukan apa-apa. Dan itu semua Abdul lakukan demi cinta.

Terus Apa Lagi Selain Cinta?

Masih banyak hal lain yang lebih penting, lebih sulit, lebih fundamental dalam mencari "the one", ketimbang cinta aja. Misal di kasus 1 dan 2, rasa cinta yang kuat itu ada di kedua lovebirds. Tapi si cowok nggak ada yang namanya respek dan rasa rendah hati.

Dan tentu respek itu lebih penting daripada sekedar cinta kan? Khusus kasus kedua, si cowok kurang ada komitmen, meskipun cinta itu ada banget. Kemampuan berkomitmen itu penting juga.

Di kasus 3, mereka cuman punya cinta dan nggak punya pondasi yang stabil untuk berkomunikasi dengan orang. Nggak punya pengendalian emosi. Perasaan cinta digas pol. Marahan juga gas pol. 

Di kasus 4, mereka belum cukup mengenal dan mencari tahu "red flags" dari pasangan. Ada baiknya sebelum nikah mencari cara yang efektif untuk mencari kecocokan dulu. 

1. Couple = Best Friends

relrules.com
relrules.com
Orang saling cinta itu HARUS juga sekaligus saling jadi best friend. Mereka harus menghabiskan waktu seperti halnya sahabat. Mereka harus have fun kayak sahabat. Mereka harus komunikasi secara terbuka kayak best friends. Mereka harus saling mau memaklumi perilaku negatif masing-masing. 

Coba bayangkan kalau kamu punya best friend ngajak ngekos serumah, terus dia nyampah bikin berantakan rumah, males cari kerja, males bayar kos-kosan, maksa kamu masak makan malam, dan marah-marah kalau kamu protes. Pasti persahabatan kalian bakalan "You And I, End" dengan cepet. Sebelum nikah, jangan memaklumi kebiasaan buruk di "the one" kita kalau kita nggak bisa memaklumi kebiasaan itu dalam persahabatan.

2. Good Personal Qualities

Kita lihat lagi di kasus 4, dimana Abdul nggak sempat mengenal Samira dengan seksama sebelum nikah. Abdul baru tahu setelah nikah kalau Samira orangnya overjealous (cemburu berlebihan). 

Bukan berarti kalau trust itu nggak ada, trus dia kita tinggalkan, karena trust itu dibangun. Tapi kalau udah 3 tahun pacaran masih belum ada trust, itu sih udah kelewatan. Kita bisa aja punya blind love sama orang baik ataupun orang nggak baik. Karena rasa cinta itu nggak spesial, nggak langka. 

Seperti lagu dari Yovie Widianto, "Kujatuh Cinta Lagi" itu bisa terjadi lagi sama kita. Tapi ngedapetin orang yang bisa memperlakukan kita dengan penuh respek, punya trust, punya harga diri, itu langka!

3. Cocok

clipartmag.com
clipartmag.com
Saling cocok dalam pilihan lifestyle dan nilai-nilai hidup itu penting dalam mencari "the one". Kita harus memastikan kalau kecocokan itu natural nggak dibuat-buat, karena ada yang namanya "jaim". Istilahnya, harus satu frekuensi dengan pasangan. 

Orang baik dengan orang baik. Orang super alim dengan super alim. Orang pintar dengan orang pintar. Ustad dengan wanita nakal nggak cocok. Kalau buat kamu penting mencari pasangan yang pintar, maka cewek SMA nya DO yang sukanya sama cowok kekar dan hobi berburu rusa dan buang sampah sembarangan, tidak akan cocok sama kamu.

Cinta tanpa kecocokan

Cinta tanpa melihat kecocokan, itu namanya cinta buta atau cinta tanpa logika, atau cinta irasional. Intinya, kita tahu dia itu nggak baik buat jadi pasangan kita, tapi hati ini selalu mikirin dia dan pengen ketemu dia terus. 

Ada istilah yang populer namanya "soulmate". Dia adalah belahan jiwa, selalu dirindukan, meskipun dia sering keluar masuk penjara, meskipun dia udah jadi suami/istri orang. Ini juga termasuk golongan cinta buta. Cinta seperti ini tidak sehat dan biasanya cepet mulainya dan dalem banget jatuh cintanya, tapi juga cepet banget udahannya.

Cocok tapi nggak cinta

Ada juga pasangan nikah yang dua-duanya cocok, tapi nggak ada cinta. Biasanya hubungan seperti ini cukup membosankan, gitu-gitu aja, rutin, tapi setiap ketemu dan ngobrol pasti sama-sama nyaman dan cocok. Hubungan seperti ini bisa berakhir kalau keduanya udah saling gak perduli lagi dan sepakat udahan. 

Tapi jangan salah! Hubungan seperti ini juga bisa langgeng sampai maut memisahkan. Dalam pernikahan ini selalu akan ada kenyamanan, tapi mungkin kurang ada kepuasan ranjang, atau hubungan ranjang jadi formalitas saja biar punya anak. Cinta seperti ini mungkin karena umur, tekanan sosial, atau dijodohkan orang tua.

Penutup

Rasa cinta kita sama pasangan nggak boleh merubah siapa kita sebenarnya ataupun merubah tujuan hidup atau harga diri kita, demi cinta. Hubungan cinta yang baik adalah yang melengkapi jati diri kita, bukan merubah apalagi merusaknya. 

Memaklumi sikap pasangan yang tidak respek dan abusive itu sama saja dengan membiarkan cinta menggerogoti badan kita dan harga diri kita. Cinta itu indah, tapi cinta aja nggak cukup.

Dan satu lagi, hal paling penting dalam mencari "the one" adalah cari tau apa kriteria yang kamu mau. Pasangan yang pintar? Alim? Hobi traveling? Hobi minum? Keibuan (caring)? Diajak ngobrol nyambung?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun