[caption id="attachment_248774" align="alignnone" width="448" caption="Ceritanya lagi marahan, bersama Juned Teuparuguh - No Edit Timmer Camera"]

[caption id="attachment_248776" align="alignnone" width="448" caption="Sekarang Udah Baikan Lagi :D Bersama Juned Teuparuguh Sisa Logistik Diatas Batu Gunung Munara"]

Suara adzan berkumandang dari balik barisan bukit, diiringi suara beberapa binatang kumbang endemik khas tanah indonesia,merdu kecuali suara dentuman dari alat berat penambang pasir yang membuat kegaduhan konsentrasi pecah dalam iringan senja yang akan kami akhiri, kami tidak bisa lama memanjakan mata kami menikmati senja sore di gunung munara ini,lagi waktu yang menjadi jurang pemisah antara masa bernama keindahan,tapi kami tidak menyesal dengan perjalanan kecil yang kami lakukan ini, kami masih tetap mengucapkan syukur atas karunia dan limpahan rahmat yang diberikan-NYA karena detik ini kami bisa menikmati hamparan awan senja dengan rona warna dan masih diijinkan untuk bermain dihalaman kecil milik-NYA.
[caption id="attachment_248780" align="alignnone" width="448" caption="Hamparan senja di halaman kecil milik-NYA"]

Kami bergegas menuruni bebatuan cadas tempat kami menikmati sunset senja dengan bantuan alat penerang menyusuri pinggiran hutan kebun warga,mata menjadi awas melihat pergerakan bak kelelawar bersiap mencengkram mangsa,hingga kami bisa kembali sampai di mushola kecil buatan warga,sekarang giliran waktu kami untuk bergegas melaksanakan perintah wajib menunaikan sholat magrib wujud syukur dari apa yang sudah kami nikmati detik ini.
[caption id="attachment_248784" align="alignnone" width="336" caption="Mushola Al Ded diambil sore sebelum sunset senja berada di titik shelter depan goa soekarno"]

Menikmati sisi keindahan di tanah Indonesia tidak mesti mengeluarkan biaya yang super, gunung munara bisa menjadi alternatif dan bisa menjadi bagian dari catatan perjalanan dalam menjejaki hari di halaman-halaman kecil milik-NYA, bisa menjadi pemecah kebuntuan dari segala rutinitas kepenatan sehari-hari karena lokasi yang tergolong mudah di capai baik dari kota jakarta maupun dari bogor kota.
Berkali-kali mendapati fakta bahwa situs gunung munara bukan hanya terkenal dari mitos telapak kaki kabayan saja, namun panorama dibalik sudut puncaknya sudah bisa membuat ketakjuban akan dahsyatnya keindahan dari ciptaan-NYA,setelah sunrise yang sudah kudapati beberapa waktu lalu di akhir 2012
[caption id="attachment_248795" align="alignnone" width="336" caption="Video Sunrise Gunung Munara di youtube dok pribadi http://www.youtube.com/watch?v=cjS9gYA0NNw"]

kini sunsetnya memikatku,memberikan kami banyak pelajaran tentang bagaimana tidak hanya mendapati keindahan namun pandangan dan cara menjaga akan kelestarian agar keindahan dari sudut kecil ini tetap bisa dinikmati hingga kepada adik dan cucu kita nanti. Amin
Bagaimana tertarik akan mendirikan catatan hingga dokumentasi pribadi disana, bergeraklah lalu dapati kenyataan bahwa Indah Indonesia adalah Fakta.
Pesan garis bawah
Kepada kalian yang merasa diri pecinta dan penikmat alam baik freeline atau dari individu atau mungkin Sispala,apalah itu namanya yang sudah menjejakkan kaki di gunung munara kenapa kami melihat ketidaknyamanan disana, ceceran sampah plastik yang sulit terurai kalian biarkan menghiasi taman bermain kita, ayolah kemana visi dan misi kalian, kemana sumpah atas baju dan syal kebesaran kalian, apakah jasa ini yang akan menjadi budaya untuk keberlangsungan taman bermain kita,budaya membuang sampah dengan se’enak jemari dalam melempar dihutan.
Aku ingat pertama kali kujejakkan kaki disini, sama sekali tidak ada ceceran plastik dan sampah bekas, aku ingat sekali bahkan para endemik kera-kera dipuncak munara menjadi saksi bersih taman bermain mereka, namun sekarang mereka para kera-kera di munara seolah menjadi saksi bisu atas keberlangsungan setiap manusia yang mulai arogan atas rumah teduhan miliknya dikotori, seenaknya membuang sampah.ayolah mana tanggung jawab kalian. Jika kita tidak meng’evaluasi dan melakukan dari diri sendiri, apakah ada harapan untuk terciptanya halaman keindahan yang kita impikan di bumi indonesia, tidak, itu hanya fatamorgana saja, jadi marilah kita lakukan dari diri sendiri, budaya membawa turun kembali sampah di hutan,tidak meninggalkanya, bahkan menguburnya.kalo bukan kita siapa lagi..
Tidak ada salam lestari kali ini yang ada salam introspeksi untuk menuju Indonesia asri.
---
Tulisan lain dari penulis di daerah rumpin Kabupaten Bogor
http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2012/11/27/gunung-munara-the-hidden-beauty-506412.html
http://sosok.kompasiana.com/2013/02/17/inilah-sosok-sang-generasi-masa-depan-bangsa-529420.html
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI