Mohon tunggu...
Dhani Apriandi
Dhani Apriandi Mohon Tunggu... Notaris - Seorang Notaris

Bukan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Seni Menghadapi Risiko Kehidupan

29 Juli 2021   13:37 Diperbarui: 1 Agustus 2021   15:14 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada dasarnya kerugian bisa terjadi bukan karena tindakan kita, melainkan juga karena faktor di luar tindakan kita. Harus dipahami bahwa faktor eksternal adalah hal yang berada di luar kendali kita. Kita tidak akan pernah bisa mengontrolnya. 

Oleh karena itu, kita tidak bisa menyalahkan, apalagi mengutuk diri sendiri ketika kita merugi, terlebih kerugian itu memang bukan karena kesalahan kita. Kerugian itu bisa jadi memang harus terjadi karena sudah menjadi takdir kita.

Jika sudah ditakdirkan demikian, maka sepahit apapun suatu realitas, harus kita kunyah perlahan sebelum menelannya. Takdir adalah hal yang berada jauh di luar jangkauan kita. Dari arah mana ia akan datang, tidak akan pernah bisa ditebak. 

Demikian karena, takdir adalah hak prerogatif Tuhan. Menerima takdir adalah satu-satunya pilihan yang tersisa. Menerima takdir sama halnya dengan menerima jati diri kita sendiri dengan segala kekurangannya.

Jika kita mampu menerimanya dengan penuh kelapangan hati, niscaya kita akan sampai lebih cepat ke mahligai hakikat. Ya, menerima takdir adalah salah satu jalan pintas menuju hakikat.

Tahap selanjutnya atau ketiga adalah Respons. Merespons risiko dapat dilakukan jika kita sudah berkonfrontasi dengan risiko dalam realitas. Satu-satunya syarat umum yang harus terpenuhi untuk dapat merespons risiko adalah kita harus berada pada kondisi yang berisiko.

Respons adalah serangkaian tindakan bermodalkan hasil penilaian yang telah diperoleh untuk mengontrol risiko yang sedang berlangsung. Selain syarat umum, terdapat satu persyaratan khusus agar dapat merespons risiko dengan baik, yaitu harus terlebih dulu menerima risiko itu sebagai bagian dari ujian kehidupan.

Jika persyaratan khusus sudah terpenuhi, maka jawaban yang hadir untuk merespons risiko itu hanyalah meliputi:(1) menghindarinya;(2) mereduksinya;(3) mengalihkannya; dan(4) menerimanya.

Jika kita memilih untuk menghindarinya, maka kita tidak akan meladeni risiko itu. Tindakan ini dilakukan untuk menjauhi sumber risiko itu.

Salah satu contohnya adalah, ketika 50 benih tanaman yang sebelumnya Anda tanam telah memasuki periode panennya, tetapi karena kondisi cuaca seringkali tidak mendukung sebelum masa panen berlangsung, maka hasil panen yang diperoleh sangat minim.

Karena hal itu, Anda terpikirkan untuk mengajukan fasilitas kredit pada suatu bank. Namun, sebelum mengajukannya, Anda sudah mengidentifikasi dan menilai risikonya terlebih dulu. Hasilnya, berisiko tinggi bagi Anda. Seketika itu Anda mengubur dalam-dalam ide tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun