Mohon tunggu...
Dhani Apriandi
Dhani Apriandi Mohon Tunggu... Notaris - Seorang Notaris

Bukan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Seni Menghadapi Risiko Kehidupan

29 Juli 2021   13:37 Diperbarui: 1 Agustus 2021   15:14 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sekarang kita akan merinci setiap bagian dari hukum kausalitas pada refleksi tersebut. Secangkir kopi tadi adalah sebuah akibat, sedangkan penyebabnya adalah adanya rantai peristiwa yang terbentuk dari percampuran setiap unsur atau bahan yang diperlukan secara berurutan sesuai kelaziman, sebelum akhirnya diaduk hingga larut.

Demikian pula dengan risiko. Ia adalah suatu akibat yang disebabkan oleh rantai peristiwa, yang terbentuk dari rentetan atau rangkaian kejadian terdahulu dan saling berkaitan.

Ketika kita berkeinginan untuk menikmati secangkir kopi, maka kita harus membuatnya terlebih dulu. Hal pertama yang harus digarisbawahi di sini adalah, bahwa kehendak untuk menikmati kopi merupakan keinginan, atau bisa juga disebut sebagai tujuan.

Untuk merealisasikannya, kita dituntut terjun langsung ke dalam proses pembuatannya. Selama prosesnya berlangsung, kita diharuskan pula untuk menaati prosedur yang berlaku (kelaziman misalnya) sehingga dapat menghasilkan secangkir kopi yang nikmat.

Sebaliknya, jika dalam prosesnya kita bertindak serampangan, besar kemungkinan kita akan dihadapkan dengan risiko meneguk kopi yang tidak karuan rasanya.

Imam Syafi'i pernah berpesan kepada kita semua bahwa, "Jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar, maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan."

Lewat pesan itu, secara tidak langsung Beliau hendak menyampaikan kepada kita semua bahwa jika kita berkeinginan menjadi sosok yang Smart, maka kita diharuskan untuk bekerja keras dan pantang putus asa (menyerah).

Lagi-lagi hukum kausalitas bekerja secara bersyarat di dalam pesan tersebut. Frasa "Jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar" adalah sebab, sementara frasa "maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan" adalah akibat.

Jika Kopi adalah perpaduan antara air hangat, bubuk kopi dan gula. Maka Risiko adalah perpaduan antara pilihan, tindakan, dan terkadang takdir kita.

Memetakan Risiko

Risiko selalu hadir dalam kehidupan kita. Bahkan, ketika kita masih dalam kandungan sekalipun, ia sudah mengintai diri kita. Risiko hadir dalam berbagai rupa mulai dari yang teringan seperti luka, penyakit, dan lain sebagainya, hingga ke yang terberat seperti kematian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun