Mohon tunggu...
dhanang dewantoro
dhanang dewantoro Mohon Tunggu... Psikolog - Tertarik dalam hal kesehatan mental

Mulailah kemudian berproses... segala sesuatu ada awal kemudian berakhir. diantaranya adalah proses. nikmati dan jalani proses tersebut

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Psikologi Klinis dalam Berbagai Setting

15 Desember 2023   16:01 Diperbarui: 15 Desember 2023   16:06 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Psikologi klinis sebagai peminatan khusus dari ilmu psikologi di bidang klinis tentu tidak hanya berperang dalam pelaksanakan kegiatan medis saja. Namun, pada penerapannya psikologi klinis dapat diterapkan ke beberapa bidang sehingga dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental di berbagai bidang tersebut. Bidang tersebut diantaranya berupa bidang Pendidikan, Industri dan organisasi, Sosial dan Perkembangan. Selain itu tidak luput pula di bidang olahraga yang tidak lepas dari masalah klinis bagi atlit atau pelatih yang terlibat didalamnya. Kita belum bahas dibidang olahraga, kiga mulai dlu dari bidang Pendidikan.

Psikologi Pendidikan sendiri adalah wilayah terapan psikologi yang mempelajari bagaimana manusia belajar dalam setting Pendidikan, keefektifan sebuah pengajaran, cara mengajar, dan pengelolaan organisasi sosial. Dalam pelaksanaannya tersebut, psikolog klini dapat berperan dalam mengarahkan peningkatan kesejahteraan di lingkup pendidikan. Pada setting psikologi Pendidikan, psikologi klini dapat membantu dalam Menyusun dan mengembangkan kurikulum di dalam sekolah pada sekolah anak-anak berkebutuhan khusus maupun sekolah inklusi. Hal ini tentu dapat membantu pengajar, orang tua dan peserta didik untuk bisa menjalankan Pendidikan dengan lebih tepat dan tetap mengakomodir segala keterbatasan yang ada.

Peran dalam mengembangan kurikulum pada sekolah inklusi. Sekolah inklusi adalah sekolah regular yang mengkoordinasi dan mengintegrasi siswa regular dan sekolah penyandang disabilitas dalam program yang sama. Bentuk pengembangan dan modifikasi kurikulum tersebut dapat dilakukan terhadap :

  • Alokasi waktu
  • Isi materi
  • Proses belajar mengajar
  • Sarana prasarana
  • Lingkungan belajar
  • Pengelolaan kelas

Ketika hal ini dapat di akomodasi dengan tepat diharapkan siswa regular dan penyandang disabilitas diakomodasi dalam satu lingkup Pendidikan yang sama dengan hasil yang tetap mengutamakan perkembangan dan kesehatan mental anak.

Psikologi Industri dan Organisasi.

Merupakan bidang psikologi yang melakukan pembelajaran secara ilmiah dan praktik profesional yang menerapkan konsep dan prinsip psikologi dalam dunia kerja (Muchinsky, 2003). Dimana dalam bidang industry dan organisasi ini bidang kajiannya berupa :

  • Seleksi dan penempatan
  • Pelatihan dan pengembangan
  • Penilaian kinerja
  • Pengembangan organisasi
  • Kualitas kehidupan kerja
  • Ergonomi


Dari bidang kajian tersebut dimanakan peran psikologi klinis? Pada setting industry dan organisasi, psikologi klinis dapat membantu menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan stress kerja (work stress). Dimana hal ini tentu menjadi permasalahan dan akan mempengaruhi kualitas dan performa individu dalam menjalani hidup dan pekerjaannya.

Apakah stress kerja itu? Menurut National Institute of Occupational Safety and Health, stress didefinisikan sebagai respon fisik dan emosional yang bisa berbahaya. Ada 3 kelompok utama yang bisa menyebabkan timbulnya stress dalam pekerjaan, yaitu :

  • Faktor intrinsic dalam perusahaan. hal ini berupa tuntutan fisik seperti bising, paparan, getaran dan juga kebersihan, yang kedua adalah tuntutan tugas yang berupa shift kerja, beban kerja berlebih ataukan sedikit yang biasa kita sebut workload
  • Peran Individu dalam organisasi. Dimana dalam bekerja tentu memiliki fungsi yang melekat pada individu. Ketika peran ini menjadi akar permasalahan biasanya berupa konflik peran (memiliki beberapa peran yang saling berpengaruh), ketidak jelasan peran (ini bekerja namun tidak jelas dalam menjalankan peran yang dimiliki), kemudian peran dalam pengembangan karier yang terkadang orang akan membandingkan diri ataupun usahanya ketika ia tidak bisa mendapatkan karir yang maksimal dan meningkatkan stress.
  • Faktor dari kesiapan individu itu sendiri.

Pada saat seseorang mengalami stress keras, akan timbul empat reaksi umum terhadap stress, yaitu reaksi psikologis, reaksi fisiologis, reaksi kognitif dan raksi perilaku. Coba kita lihat contohnya satu persatu.

Reaksi Psikologis :

  • Kecemasan, ketegangan, bingung dan mudah tersinggung
  • Perasaasn frustrasi, rasa mudah marah, dan dendam (kebencian)
  • Sensitive dan hyperactivity
  • Memecam perasaan, penarikan diri dan depresi
  • Kemunikasi tidak efektif
  • Perasaan terkucil dan terasing
  • Kebosanan dan ketidakpuasan kerja
  • Kelelahan mental
  • Menurunnya rasa percaya diri

Reaksi Fisiologis :

  • Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah dan kecenderungan mengalami penyakit kadiovaskular
  • Meningkatknya skresi dari hormone stress
  • Gangguan gastrointestinal (gangguan lambung)
  • Meningkatnya frekuensi dari luka fisik dan kecelakaan
  • Kelelahan fisik dan kemungkinan mengalami sindrom kelelahan yang kronis
  • Gangguan pernapasan, termasuk gangguan dari kondisi yang ada
  • Gangguan pada kulit
  • Sakit kepala, sakit pada punggung bagian bawah ketegangan otot
  • Gangguan tidur
  • Rusaknya fungsi imun tubuh, termasuk resiko tinggi kemungkinan terkena kangker

Reaksi fungsi Kognitif :

  • Penurunan fungsi intelektual dan kehilangan konsentrasi
  • Kehilangan sopntanitas dan kreativitas
  • Menurunnya kemampuan untuk memecahkan permasalahan
  • Pesimis

Reaksi Perilaku :

  • Menunda, menghindari pekerjaan dan absen dari pekerjaan
  • Menurunnya prestasi (performance) dan produktifitas
  • Meningkatnya penggunaan minuman keras dan obat-obatan
  • Perilaku sabotase dalam pekerjaan
  • Perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan) sebagai pelampiasan, mengarah ke obesitas
  • Perilaku makan tidak normal (kekurangan) sebagai bentuk penarikan diri dan kehilangan berat badan secara tiba-tiba, kemungkinan kombinasi dengan tanda depresi
  • Meningkatnya kecenderungan perilaku beresiko tinggi seperti menyetir dengan tidak berhati-hati, berjudi
  • Meingkatnya agresifitas, vandalism dan kriminalitas
  • Menurunnya kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman
  • Kecenderungan untuk melakukan bunuh diri

Saat beberapa reaksi tersebut muncul, disinilah psikologi klinis dapat menjalankan perannya.

Peran Psikologi klinis juga dapat dijalankan dalam Psikologi Sosial. Dimana psikologi sosial merupakan disiplin yang menggunakan metode ilmiah "untuk memahami dan menjelaskan bagaimana pikiran, perasaan dan perilaku individu dipengaruhi oleh actual, dibayangkan atau tersirat kehadiran manusia lain" (Allport, 1985)

Perkembangan zaman yang telah berubah, disadari atau tidak telah terjadi kemerosotan moral dalam Masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikasi, misalnya : semakin merosotnya kemampuan orang untuk membedakan antara yang baik dan yang benar. Semakin menipisnya rasa malu, hilangnya rasa bersalah, merosotnya standar moral, dan penurunan-penurunan nilai yang lain. Pada setting psikologi sosial, dengan kondisi seperti yang dialami tersebut psikologi klinis mempunyai peranan untuk membantu menyelesaikan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan disfungsi atau penyakit mental yang terjadi pada suatu Masyarakat melalui pendekatan psikologi komunitas.

Psikologi Klinis dapat berperan dalam Psikologi Perkembangan, Dimana Psikologi Perkembangan merupakan studi ilmiah mengenai perubahan psikologis sistematis yang terjadi selama rentang waktu kehidupan. Pada setting perkembangan, psikologi klinis dapat membantu menyelesaikan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan penangangan kasus abnormalitas pada tiap rentang usia, mulai dari masa bayi hingga lansia. Beberapa saran umum klinis yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan perkambangan yaitu dengan memodifikasi respon terhadap stress, melakukan kebiasaan hidup sehat dan menambah stimulasi intelektual.

Referensi

Anugerah, U., & Prabandini, O. (2019). Psikologi Industri & Organisasi. Penerbit Bintang Surabaya Anggota IKAPI daerah Jawa Timur.

Asih, G. Y., Widhiastuti, H., & Dewi, R. (2018). Stress Kerja (I). Semarang University Press.

Muchinsky, Paul. M. 2003. Psychology Applied to Work. Ed 7. Thomson Wadsworth. USA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun