Fakta unik tersebut kemudian jadi bahan perbincangan hangat jagat sepak bola. Salah satu situs di Indonesia yang kritis terhadap sepak bola, The Flanker, memaparkan mengapa Hongaria perlahan namun pasti mengalami perkembangan yang cukup bagus di bidang sepak bola.
Talenta genius tidak lahir tiba-tiba. Sepak bola telah menjadi identitas dan harga diri Hongaria sejak awal abad 20. Bubarnya 'The Mighty Magyars' bukan karena Hongaria kehilangan talenta, melainkan kelakuan rezim komunis yang tak mampu mengurusnya.
The Flanker mengatakan bahwa, Selama 20 tahun usai keruntuhan Soviet, baru dua kali klub Hongaria lolos ke kompetisi Eropa. Mereka sama sekali tak mengharapkan timnas yang terus-terusan kalah. Atas nama kecintaan, Victor Orban, Perdana Menteri Hongaria, mengeluarkan anggaran jorjoran untuk membangun kembali kejayaan sepak bola Hongaria.
Untuk menjadikan sepak bola isu yang penting, Orban mendirikan Pusks Akademia di Felcst, kampung halamannya yang berada di pinggiran Budapest, beserta stadion megah bernama Pancho Arena. Stadion itulah tempat Orban menghabiskan akhir pekan dan menjadi ruang pertemuan para elite. Cukong-cukong kelas kakap Hongaria rela datang ke Pancho Arena bukan untuk menonton sepak bola, tapi berusaha mencuri perhatian untuk lobi-lobi. Orban meminta para konglomerat untuk mau mendanai sepak bola.
The Flanker juga membeberkan fakta bahwa lewat kebijakan pajak dan pemaksaan terhadap para pelaku bisnis, pemerintah Hongaria berhasil menghimpun dana tidak kurang dari 2 miliar euro untuk merevitalisasi 32 stadion, memperbaiki federasi, dan liga.
Sayang, investasi jorjoran tak menuai apa pun. Orban memang sempat ikut bungah ketika dua pemain berkebangsaan Hongaria tampil di semifinal Liga Champions. Namun, klub dan timnasnya tak pernah benar-benar diperhitungkan. Orban mengambil jalan singkat untuk membuat Hongaria sejajar dengan negara Eropa lainnya yakni dengan Menjadi salah satu tuan rumah Euro 2020. Budapest berhasil masuk salah satu tuan rumah dalam format baru penyelenggaraan Piala Eropa yang tidak berpusat di satu negara.
Yang baru-baru ini, Orban mengajukan Budapest bakal menggantikan London sebagai tuan rumah semifinal dan final Euro 2020. Inggris mendadak mengalami kenaikan jumlah kasus COVID-19. UEFA sejauh ini masih tetap menjadikan Stadion Wembley untuk laga pemungkas.