Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Beginilah Caraku biar Makanan Tak Terbuang!

12 Desember 2020   21:52 Diperbarui: 13 Desember 2020   04:11 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Think Eat Save

Bagiku, buang-buang makanan adalah sebuah pantangan. Pokoknya anti dengan yang satu ini.

Iya, hal yang harus belari sejauh-jauhnya dalam jalan hidup. Rasanya, risih aja kalau melihat buah kelewat matang sampai lembek, lauk yang tersisa, bahkan gorengan yang sudah lama dan tidak renyah lagi. Kalau itu benar-benar kebuang, sama saja bikin nambah beban bagi Bumi kita, kan?

Selain itu, diriku harus belajar bersyukur dengan apa yang ada. Bayangan yang tergambar di kepalaku tentang penduduk Afrika yang kelaparan, dan menonton acara amal yang keluarganya sampai makan nasi saja, tanpa lauk enak, tentu menyuntikkan semangatku untuk menghabiskan makanan yang ada, sampai kosong tak bersisa!

Hmmm, kalau memang makanan itu masih ada, sedangkan masa kesegarannya telah lewat, tentu akan dituntut untuk menyalakan kreativitas dan inspirasi dalam otak kita, supaya pangan di rumah tetap bermanfaat.

Ingat lho, badai pandemi yang tak berhenti-berhenti, membuat kita bersusah hati dan memporak-porandakan ekonomi? Pendapatan yang diperoleh di masa lalu, jauh lebih baik ketimbang hari ini.

Akan tetapi, semua ini ada hikmah yang tersembunyi. Prahara makhluk yang tak kasat mata ini, membuka mata dan telinga batin untuk lebih menghargai. Alam, hewan, dan tumbuhan yang hidup di bumi ini, termasuk mereka yang telah dikorbankan jadi makanan di piring saji?

Nah, biar makanan tak berubah menjadi sampah, beginilah caraku agar menjadi berkah!

1. MEMANASKAN MAKANAN

Sumber gambar: SINDOnews
Sumber gambar: SINDOnews
Bagaimana kalau berjumpa dengan makanan sisa? Ya dipanaskan lah. Pakai wajan, kukusan, sampai oven dan microwave juga boleh.

Namun, biasanya makanan itu berupa lauk, atau mie. Sayur sih pernah, tapi jarang. Terlebih lagi sayur bening, itu sebaiknya dihabiskan segera, sebelum nanti berubah menjadi racun yang berbahaya?

Oh ya, diriku jadi teringat, waktu menonton acara TV, dan sang target menceritakan bahwa keluarganya sering makan hidangan yang dipanaskan, saking sulitnya membeli makanan yang baru. 

Nah, kalau begini, kenapa harus malu memakan yang seperti itu? Kan bisa juga untuk menyiapkan makanan yang lebih praktis karena tiadanya kesempatan untuk memasak akibat kesibukan lain, untuk sementara waktu. Tapi ingat ya, memanaskannya hanya sekali dan harus dihabiskan sekarang juga!

2. MEMANGGANG GORENGAN

Peyek di piring. Yang kiri belum dipanggang, sedangkan di kanan sudah dipanggang, kelihatan beda kan warnanya? (Dokpri)
Peyek di piring. Yang kiri belum dipanggang, sedangkan di kanan sudah dipanggang, kelihatan beda kan warnanya? (Dokpri)

Gorengan kok dipanggang? Gak salah tuh?

Ini, sebenarnya ada kaitan yang pertama, sih. Namun, untuk gorengan yang krenyes-krenyes gitu, dan sudah melempem nan alot. Kayak bakwan dan peyek misalnya, untuk mengembalikan "kesegarannya" kayak pertama kali digoreng, bisa kok!

Digoreng lagi? Duuh, malah minyaknya itu yang dikorbankan, mending buat yang lain! 

Terus, apa dong?

Pakai cara lain aja; dipanggang. Dan itu ampuh, kok, biar krenyes kayak dulu!

Karena, gorengan itu ada minyaknya, kan? Dan, ketika dipanggang alias dibantu dengan udara yang panas, minyak pada gorengan itu yang "aktif" bekerja, membuat makanan kembali matang dan renyah.

Dan, tak hanya itu saja! Bagi yang bikin gorengan dan merasa gagal karena alih-alih krispi, malah basah, bisa kok dipanggang, yakinlah, itu gak bakal mengecewakanmu, kok.

Diriku aja sudah terbukti kok, memanggang gorengan yang basah dan melempem dan selalu membawa hasil. Kalian harus mencobanya, ya!

3. MENGOLAHNYA MENJADI MENU LAIN

Bagi Papa, buah adalah hal wajib di rumah. Malah, saat pulang, beliau membawa pisang, pepaya, anggur, dan sebagainya, untuk dijadikan camilan. Ya, makum saja, sering lapar dan makannya itu, di samping roti.

Namun, kadangkala buah-buahan atau lauk, itu tak habis, kan? Ya, itu yang mendorongku ingin mengolah lagi, bahkan berapa pun rupiah yang dikeluarkan, harus diwujudkan menjadi menu yang baru! Tapi, alangkah lebih baiknya uangnya disisihkan demi hal itu, ya!

Rasa-rasanya, melihat buah-buahan yang "berubah" tapi masih bisa dimanfaatkan, sayang kalau dibiarkan. Kebetulan diriku suka buat kue, ya akhirnya berakhir jadi banana bread atau bolu pisang. Mungkin, bisa juga jadi hidangan yang lain, pokoknya buat penganjal perut di tengah-tengah waktu makan utama.

Banana bread buatanku, dipanggang dengan rice cooker (Dokpri)
Banana bread buatanku, dipanggang dengan rice cooker (Dokpri)

4. HARUS ADA "SESUATU" SEBAGAI TEMAN MAKAN!

Hmmm, teman yang seperti apa? Banyak. Sambal, kerupuk, bawang goreng, dan seterusnya, bukankah mereka itu yang menghilangkan rasa jenuh dalam mulut dan hatimu, karena makannya itu-itu saja? Saya pun sama, kok.

Akhir-akhir ini, bawang goreng menjadi hal yang pasti ada di rumah, menyamai bumbu-bumbu yang biasa kami gunakan untuk memasak. Kadang, bikin sambal untuk jadi kawan makan lauk gorengan.

Diriku juga beli nori bubuk di minimarket dekat rumah, karena kalau ada itu, pasti makannya tambah semangat. Ya, walaupun, sempat bikin silang pendapat sama Mama, karena kegunaannya. "Ma, aku kan beli nori buat makan, masak buat jajan?"

Percaya deh, kehadiran teman makan bukan tanpa maksud. Tentunya, biar makanan yang dinikmati tak kesepian lagi, dan ujung-ujungnya, makanan yang ada bisa terselamatkan jadi menu harian yang dihabiskan sampai sepotong terakhir, yakan?

Kalau begitu, mulai sekarang, hargai makanan yang telah diperjuangkan susah payah dari tumbuhan dan hewan yang menyediakan dirinya sendiri, dan tangan terampil kita yang mengolahnya. Pasti akan merasa berguna dan tak menyia-nyiakannya. Setuju?

Demikianlah penjelasannya, salam Kompasiana!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun