Namun, kaidah-kaidah yang mengutamakan pembangunan keberlanjutan bagi lingkungan, ya malah dilupakan deh!
Akibatnya, ya benar, pembangunan itu berbanding lurus dengan kerusakan lingkungan! Belum lagi status satwa-satwa liar yang berubah jadi "tunawisma" gara-gara hutan dibabat habis untuk penanaman kelapa sawit. Kapitalisme diunggulkan, lingkungan dikorbankan. Sungguh egois!
Akhirnya, kehadiran penyakit COVID-19 yang tak terbayangkan akan mendunia ini, sungguh menampar diri kita sekeras-kerasnya, dan membuat anak negeri yang berdiam di seluruh permukaan bumi ini, merenung. Apakah yang dilakukan selama ini dengan ketidakramahan pada lingkungan, telah menyakiti Ibu Pertiwi?
Hmmm, yang jelas, kalian harus sadar diri dong! Bumi 'kan punya perasaan juga seperti kita! Apalagi di masa karantina atau istilah semacamnya lah, yang menuntut kalian berdiam di rumah.
Itu beri peluang untuk introspeksi diri, biar bisa ambil pelajaran untuk kehidupan selanjutnya, setelah keluar dari pandemi yang "terpenjara" ini, menjadi manusia yang sadar lingkungan, dengan berbagai cara!
Misal, buang sampah pada tempatnya (bukan ke sungai atau laut), matikan peralatan listrik juga tidak diperlukan, penanaman kembali pepohonan di lahan-lahan gundul, dan sebagainya.
Selain itu apa lagi ya? Hmmm, ternyata, kita sadar kalau memang kalah arif dengan zaman dahulu dalam memandang lingkungannya!
Maka dari itu, pelajari kearifan lokal tentang lingkungan hidup dan menghormati alam, sekali lagi. Apalagi, negara kita ini, begitu banyak kearifan lokal yang tersebar di seluruh Nusantara.
Selain turut andil dalam melestarikan lingkungan hidup sekaligus kekayaan bangsa yang satu ini, itu juga termasuk dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Sudah pasti 'kan, jadi anak bangsa yang membanggakan negerinya?
Demikianlah penjelasannya, salam Kompasiana!
Sumber referensi: satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh