Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

PR untuk Pak Johnny, Selesaikan soal Migrasi TV Analog ke Digital!

26 Oktober 2019   04:47 Diperbarui: 26 Oktober 2019   13:13 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekejen Partai Nasdem Johnny G Plate datang ke Istana, Selasa (22/10/2019). (KOMPAS.com/ RAKHMAT NUR HAKIM)

Hmmm, bertahun-tahun diriku sudah bersabar, impianku untuk menonton televisi yang lebih cling harus tertunda karena revisi UU Penyiaran masih tertahan di DPR. Tapi, kini kesabaranku sudah tidak tertahankan lagi. Rasanya ingin kuajak pemirsa setia di seantero Nusantara buat demo, eh malah enggak mungkin.

Ya sudah deh, dirku sampaikan pada Bapak Menteri lewat tulisan aja, ya 'kan?

Oh ya, jauh sebelum itu saya sudah menonton proses migrasi TV analog ke digital di berbagai negara-negara di dunia lewat YouTube, dan saya dapat gambaran bagaimana negara-negara tersebut mengakhiri siaran televisi analog yang menemani pemirsa selama puluhan tahun. Dan apa yang saya dapatkan dan kemudian tuliskan, semoga Bapak Menteri bisa mempertimbangkannya.

***

Nah, sebelum menyelesaikan soal migrasi TV analog ke digital, mumpung RUU Penyiaran yang masih dalam masa perampungan, lebih baik Bapak Menteri sama pemangku kepentingan penyiaran TV harus belajar lebih dahulu sama negara lain dalam berkemas siaran analog untuk segera pindah ke digital.

Apa sih yang dipelajari?

Siaran TV analog dan digital, biarlah bersiaran bareng-bareng. Jangan sampai kayak TVRI yang menurut yang saya dapatkan di Twitter, pemirsanya pada ngeluh sinyalnya hilang. Terus mereka tanya-tanya lagi, jawabannya harus pindah ke Digital yang "masih asing" di mata mereka.

Mengapa sih nggak niru negara-negara tetangga (Singapura dan Malaysia) yang dalam masa transisi menyiarkan siaran analog dan digital bersama-sama? Tapi siaran analognya dibedakan dengan tulisan ANALOG yang diletakkan di dekat logo stasiun TV dan layar "dikecilkan" dengan tempat pemberitahuan migrasi TV analog ke digital beserta nomor telepon yang dihubungi. Ya sekalian buat "numpang" sosialisasi ke pemirsanya, bukan?

Tampilan TV analog di TV Singapura. Capture Youtube
Tampilan TV analog di TV Singapura. Capture Youtube

Tampilan siaran TV Analog di Malaysia. Capture Youtube
Tampilan siaran TV Analog di Malaysia. Capture Youtube

Atau seperti yang dilakukan di Jepang, dimana layar televisi diapit oleh "pita hitam" untuk memberitahukan perihal pemindahan siaran ke TV digital, seperti ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun