Mohon tunggu...
Dewi Suryati
Dewi Suryati Mohon Tunggu... lainnya -

Bersamamu kulukiskan cinta, ku taburkan rasa dalm Kalam-KalamNya hingga ke syurga.\r\n(Announcer @t PRO1RRI sINTanG)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Odojku Menyatukan Hatiku dan Hatinya (Rangkaian Cerpen Menuju OPQ)

10 September 2016   09:48 Diperbarui: 10 September 2016   10:05 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ODOJKU MENYATUKAN HATIKU DAN HATINYA

(Rangkaian CerPEN Menuju OPQ)

“Bagaimana Nas, sudah siap semua.” Tanya Abah, ayahku.

 “Iya Bah sudah, tinggal kartu undangan aja yang belum, in sya Allah nanti sore ke percetakannya.” jawbku merendah.

 “Desainnya sudah ada?”

 “Alhamdulillah sudah, beliau yang merancang Bah.” Irisan penggalan hari itulah yang menjadi cedra hatiku untuk taku dan takut memulai sebuah kata untuk mengukir cinta. Bila saja aku ingin membuka pintu hatiku selalu tertutup oleh riak hati yang terdahulu, menghunus hati meninggalkan belati. Bayangannya selalu menghantui dalam segala asa cita dan cintaku.


“Nas, anti ga apa-apa kan, ko ngelamun gitu?” Nina menatapku tajam.

“Hmm.. baik-baik aja.”

 “Ayo makan lagi donk, tuh lihat mereka bahagia banget ya, semoga kita juga suatu hari nanti bisa bersanding dengan orang yang Sholeh, setia, sehat dan mengayomi kita,yah Nas.”

“Amiin.”Jawabku lirih.

 Begitulah rasaku kelu setiap mengahdiri resepsi sahabat-sahabatku. Mungkin kalau ia tak merubah rencana aku takkan begini. Aku yakin dia sholeh dalam agama tapi kenapa hanya karena fisik ia memutuskan sepihak perjanjian yang sudah di putuskan dan ia malah pergi dengannya. Aku tidak pernah menyesal mengenalmu karena itupun hanya sebulan saja aku mengenalmu saking aku syiqoh nya sama kamu, aku mau menikah denganmu.Tapi apa balasanmu,kamu hanya permainkan aku bahkan keluargaku.

 One year Latter

Seperti biasa pagi-pagi disibukkan dengan aktivitas memutar otak untuk mengedit bebrapa draf pekerjaan kantor asingku dan harus menghadapi anak-anak hebat di sekolah.

“Assalamu’alaikum bu guru?” Tanya Alif,muridku.

“Wa’alaikum salam.”

“Ko, bu guru mukanya pucat, lagi sakit bukan.”

Masya Allah, benarkah yang dikatakan Alif, Alif memang peka bukan hanya kepadaku tapi kepada semua sahabatnya,meski masih kelas 2 SD tapi hatinya luar biasa. Aku memang beberapa malam ini tidurnya tidak terkontrol karena tugas kuliah yang yang menumpuk hingga tidur larut bahkan bebebrapa hari tidak tidur ,membuat RPP untuk aku mengajar, hingga mengharuskanku bekerja ekstra, dan bisa dipastikan ya beginilah hasilnya. Alif berlalu dariku dan aku seperti biasa pulang paling belakangaan daripada guru yang lain.

“Kenapa motornya bu guru?” Mengagetkanku suara yang sudah tak Asing di telingaku. Pak Andra.

“Iya pak, dari tadi dah di starter tapi ga mau..., mau… nih Pak.”

“Boleh lihat!” Lalu ia mengutak atik si Cooty yang biasanya bersahabat tapi tidak hari ini.

 “Ini businya bu guru, inikan sudah siang bahkan hampir pukul 14.39 wib. Kalau bu guru tidak keberatan bawa saja motor saya, nanti sore saya antarkan motornya kerumah ibu.”

WHAT...!!!, Aduh gimana ya galau nih tingkast provinsi. Kalau engga di bawa tuh motor si bapak pasti telat lesnya, kalo di bawa kasihan juga dia dorong si Cooty, bengkel jauh dari sekolahku. Duuuh…..gimana ya.

“Afwan, pak. Ga papa biar saya aja yang menanganinya, nanti saya telpon temen saya .”

 “Baiklah afwan ana ga bisa nolong.”

Akhirnya si Cooty sampe juga di rumah sakit, eh bengkel. Melaju dengan cepat lagi-lagi kejebak lampu merah. Seperti biasa banyak cerita di lampu merah meski hanya satu menit. Saat lampu hijau si cooty kembali berulah di starter ga mau.

 “WOiiii….jalan, WOOOIII.....JALAN...!!!” seru pengendara di belakangku.

“Kamu turun dulu, biar nanti saya pinggirkan motornya.” Seseorang dengan sigap memapah si cooty.

Dia berlalu begitu saja, dan lidahkupun kelu oleh debu yang berterbangan di jalan sampe lupa bilang terimakasih. Di coba dan dicoba lagi …, tapi ga bisa – bisa. Pas dilihat memang bensinnya habis rupanya. OMG.

Hari –hari indah selalu menyapaku, tanpa lelah semua berpasrah dalam menentukan arah, yang lalu biarlah terimpan di bambu sembilu, aku takkan pernah lagi memikirkannya karena belum tentu juga dia mikirin aku, buktinya dia malah pergi dengannya. Aku takkan menyalahkan siapa-siapa lagi, karena aku yakin akan ada seseorang yang lebih baik untukku. Aku hanya tinggal menunggu saja kapan Allah temukan dengannya. Biarlah lantunanan waktu bersemayam dengan indahnya ukhwah, indahnya iman, indahnya persahabatan. Akan ku gali lebih dalam lagi kalam-kalam cinta-Nya hingga akau faham, tentang arti kesyukuran hidup. Dan sesungguhnya bila kita bersyukur itu untuk diri kita sendiri, kalaupun kita kufur Allah tetap Maha Kaya dan Maha terpuji (QS.Lukman:12)

Begitulah ayat yang kubaca di pagi ini karena di grup ODOJ 43, Aku hari ini aku harus menyelesaikan juz 21. Ma syaa Allah dengan mengikuti ODOJ tilawahku terprogram dengan baik, yang asalnya sehari hanya 2 lembar itu aja kadang-kadang, itu dulu. Sekarang Alhamdulillah. ODOJ membawa berkah untukku dan untuk semua. Apalagi Nanti bulan November akan ada even Internatsional Olimpiade PecintaQuran (OPQ), ynag menghadirkan syekh dari lima benua, festival Qura’an dengan talkshow-talksow keren. Adalagi Robot yang bisa mengaji, nikah masal dan lain-lain, puncaknya pasti seru, karena ada tilawah akhbar 75.000 orang di GOR PATRIOT BEKASI ma syaa Allah kan!.

Ya Rabbku, semua isi hatiku ku serahkan padaMu. Apapun yang menjadi takdirmu termasuk jodohku Rabb.

“Asaalamu’alaikum bu Nas, lagi sibuk ya?”

“Wa’alikum salam, Ibu Putri. Ngga, bu. Ada yang bisa saya bantu?”

“Ibu, saya mau mengundang ibu sore nanti kerumah saya untuk acara ade saya, semoga ibu bisa ya.” Hmmm…asyiik makan-makan. Makan mulu yang difikirin teh. “Iya, in shaa Allah bu, datang.”

 *****

Sore mengumpulkan kembal awan-awan yang berterbangan di istana langit yang megah, kokoh dan indah. Mengajarkanku betapa kecilnya diri ini dibanding dengan kekuasaan Allah. Kalau ga datang gimana, kalau datang gimana yah, ah dateng ajalah. Bismillah....!

Lho…,ko sepi ya rumah bu Putri. Ada acara apa katanya tadi, acara adenya. Adenya yang mana ya sampe lupa nanya gara-gara mikirin makan mulu nih.

“Assalamu’alikum” sambil ku ketuk pintu.

 “Wa’alikum salam “jawab bu Putri dari dalam.

“Silahkan masuk, kami semua sudah menunggu dari tadi.”

Menunggu, semua. Siapa semua ,oh mungkin tamu undangan kali ya he…, he, ruang tamunya kan di depan. Kenapa keruang tengah ya, Masya allah ko ada ustad Farhan swaminya ustadzah Anita murabiku. Ada acara apa ya, oh mungkin mereka yang akan berdoa untuk acara adenya bu Putri. “Assalamu’alikum ukhti.”

“Ustadzah Anita, eh Wa’alaikum salam” sambil senyum ga ngerti tea ning.

“Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillah dua-duanya sudah hadir, kita mulai saja. Afwan ukhti kalau sebelumnya ini akan mengagetkan anti. Kami ingin ukhti taaruf dan saya juga sudah menghubungi abah ukhti, tuh ada disini juga. In sya Allah ikhwanya sholeh , beliau adenya bu Putri baru pulang dari Malasya dan baru selesai juga kuliahnya, sudah memiliki usaha sendiri. Baiklah ukhti ini akh Pramudya Muhammad Adip Al Hafiz beliau juga Pengurus ODOJ. Seperti anti bukan?”

Woooow….! masa sih, aku sekecil ini, apakah ini jawaban doa-doaku Robb?, aduh kenapa abah ga bilang-bilang sih kalau mau taaruf kan aku bisa gimana gitu ga kaya gini, dasar abah mah emang gitu. Suka bikin nakanya jantungan aja. Mata dan akalku terbang mengitari angkasa rasa, yang berterbangan diantara ku dan dia yang ada dihadapanku.

“Akh Pram …, ini Ukhti Nasution Amaliayatul mumtaz.” Sambil berdegup kencang, kuberanikan diri untuk melihat sekilas wajahnya, kayanya kena. Tapi dmana…,dimana…, hmmm.

“Ustad ana sudah pernah bertemu beliau di lampu merah.” Tiba-tiba Pram mengeluarkan suaranya.

Ha…, iya …, iya... !. Dia yang nolongku di lampu merah,ko bisa adiknya bu Putri.Terus aja pertanyaan teh bergentanyangan. Ya Allah…, inikah jodohku?, sambil berdesah gumpalan doaku dalam bait pujian pada-Nya. Ma syaa Allah, firman Allah di Surat Al-Baqarah ayat 186 Itu membuatku terngiang kembali dan  meneteskan bulir-bulir cinta dimataku. Allah kabulkan doaku, Allah dengar harapanku.

*****

 Kini lampu merah adalah hal yang selalu dinantikan olehku, dan olehnya. Allah menyatukan cinta dalam bingkai kalam-kalam-Nya.Merah berani membuat cinta kami bersemi, Dan dalam One day One Juz selalu kami dawamkan untuk mendewasakan rasa sampai cinta berbuah syurga.

“Sayang….”

“Hmmm….”

 “Sekali-kali aku mau lampunya merah terus, boleh.”

 “Kenapa?”

 “Agar kamu bisa memelukku lama-lama.”

 “Aishhh………………..” , malu aku tapi kucubit pingganganya dan iapun tak tahan menahan gel, hingga ia minta ampun.

“Ampun, my princess, ampun. BTW, entar akan banyak lagi lampu merah sayang...”

“Dimana?”

“Di Bekasi, kan kita OPQ di Bekasi. Ha..., ha....”, 

Oh ya deng. Jangan lupa ya pembaca datang juga, entar ketemu sama kita-kita. Sampai ketemu di OPQ November 2016 mendatang.

“Ceileh kenapa diem aje nih, maju engga nih?”

“Majulah sayang, jalan. Entar ada yang bentak kamu loh. Kaya..., a....aa..aaku waktu itu, He..., he...”

Dan begitulah alunan cinta dari kalam Rabb semesta yang membasahi cinta dan rindu kami menjadi helai-helai semangat untuk menyatukan hatiku dan hatinya dalam One Day One Juz.

THE END

Salam hangat untuk semua

 @dewiSuryati1

Tulisan ini untuk para pembaca yang keren, untuk yang suka maksa-maksa saya agar selalu menulis. Untuk my husband, untuk HPD OPQ, Untuk agen OPQ, Tim Kreatif dan Design OPQ, Agen-agen OPQ, for all panitia OPQ. Untuk crew PSDM, Div TA, untuk kormin-kormin, admin-admin, dan all odojer dimana saja berada. Mohon maaf jika ada kesamaan nama.

keterangan:

-Pict from :backroundapp

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun