Mohon tunggu...
Dew
Dew Mohon Tunggu... Lainnya - Orang biasa.

Halo!

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dari "The Big Short" tentang Penyebab Krisis Finansial 2008, Melihat Sisi Perilaku Pelaku Ekonomi dan Inovasi Finansial

21 April 2022   09:57 Diperbarui: 28 Mei 2022   09:42 1767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penurunan tingkat ekonomi dan krisis finansial sumber: freepik.com

Pertama, bank sebagai penyedia kredit perumahan: sebagai contoh, ketika penyaluran kredit perumahan sudah mencapai batas, bank sudah kehabisan dana untuk disalurkan, sementara permintaan semakin tinggi, maka bank membutuhkan tambahan dana untuk memenuhi permintaan tersebut. Sehingga menerbitkan sekuritas (dalam hal ini surat utang) dapat menjadi solusi.

Dengan begitu bank memperoleh dana tambahan untuk disalurkan kembali dalam bentuk kredit perumahan. Sehingga penyaluran kredit perumahan bertambah, keuntungan yang diperoleh ikut bertambah.

Kedua, bagi pemegang sekuritas: sekuritas yang dijamin dengan gabungan kredit perumahan memberikan keuntungan yang berlipat bagi pemegang sekuritas. Selama pemilik kredit masih membayar cicilannya, keuntungan akan terus mengalir pada pemegang sekuritas.

Celakanya surat utang yang pembayarannya disandarkan pada kredit perumahan, disekuritisasi kembali menjadi CDO. Diceritakan pula dalam film, hasil sekuritisasi tersebut disekuritisasi kembali menjadi CDO sintetik, yang keseluruhannya disandarkan pada hal yang sama, yaitu kredit perumahan.

Ini merupakan gelembung kedua setelah gelembung pertama yang terjadi di sektor riil. Kerugian yang diakibatkan CDO jauh lebih besar dari kerugian di pasar perumahan sendiri.

Pada akhirnya, ARM dan CDO yang bertemu dengan kebijakan pemerintah, serta didukung perilaku para pelaku ekonomi tanpa disadari telah menjadi infrastruktur penyebab terjadinya krisis 2008.

Kronologi Sederhana

Suku bunga rendah (2001) -> aktivitas pasar properti tinggi, harga semakin tinggi, spekulasi-> suku bunga naik (2004) -> cicilan properti tinggi -> gagal bayar -> properti baru tak terjual, properti hasil sitaan bank dilempar ke pasar, tidak ada pembeli -> harga properti jatuh -> pasar properti dan finansial terpuruk: KRISIS

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun