Mohon tunggu...
Coretan Embun
Coretan Embun Mohon Tunggu... Wiraswasta - Random

Bragging Rights @ coretanembun2011.blogspot.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Anjani dan Kunang-Kunang (Bag 2)

3 Februari 2023   08:15 Diperbarui: 3 Februari 2023   12:42 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Credit : Pinterest (created on Canva by Coretan Embun)

           "Yang penting kita semua sekarang mendoakan Bagas, agar tenang di alam baka," Mama Bagas kemudian memeluk Anjani dengan erat. Hingga Anjani dapat mendengar, detak jantung seorang ibu, yang telah melahirkan Bagas.

           "Tante, saya ingin pergi ke pusara Bagas," Anjani berkata sambil masih tersedu. Mama Bagas kemudian memeluk Anjani kembali dengan lebih erat.

           Dalam perjalanan--menuju ke pusara Bagas--Anjani bercerita, bagaimana sikap Bagas, yang sudah sangat baik terhadap dirinya dan Rere.

           Mama Bagas mendengarkan--dengan sabar dan penuh pengertian--apa yang diceritakan Anjani tentang Bagas. Mama Bagas sangat mengerti, bagaimana sikap anak lelakinya. Sehingga tidak heran atas perlakuan Bagas terhadap Anjani dan Rere.

           Sesampainya di pusara Bagas, kesedihan kembali menyelimuti Anjani dan Rere, tidak terkecuali Mama Bagas yang juga masih sangat sedih. Akan tetapi, Mama dan Papa Bagas terlihat lebih ikhlas menerima kepergian Bagas dari sisi mereka.

           "Bagas, maafin aku, ya--aku nggak nyangka, saat kamu mentraktirku di Aruba, adalah pertemuan kita untuk yang terakhir kali," Anjani berkata lirih sambil kembali menyeka air matanya yang kembali jatuh, "kamu tau nggak? Sore itu aku membuatkanmu sirloin steak. Kalau saja kamu sempat mencicipinya, aku pasti akan senang sekali--dan aku yakin, walaupun sirloin steak itu mungkin tidak sesuai dengan seleramu, tapi kamu pasti akan memuji masakanku, yakan?"

           "Anjani--kamu harus ikhlas, seperti kami juga sudah mengikhlaskan Bagas, menghadap Yang Kuasa. Sebaiknya kita pulang ya, Nak." Mama Bagas berkata sambil menepuk-nepuk pundak Anjani.

           Anjani hanya bisa mengangguk lalu menuruti apa yang dikatakan Mama Bagas. Mereka lalu meninggalkan pekuburan dengan suasana hati yang masih diselimuti kedukaan.

                               ____

           Kejadian setahun yang lalu--saat ulang tahun Bagas--tidak dapat dilupakan Anjani begitu saja. Orang-orang yang ia sayang, satu per satu meninggalkannya. Sejak kepergian Papa dan Mamanya, kemudian Bagas.

           Sambil menunggu Bagas--yang tidak mungkin akan datang--Anjani menyuapkan irisan sirloin steak ke dalam mulutnya. Mengunyahnya perlahan sambil menyanyikan 'fireflies'--lagu kesukaan Bagas, dari dalam hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun