Mohon tunggu...
Dewi Pagi
Dewi Pagi Mohon Tunggu...

Say it with poems & a piece of cake...| di Kampung Hujan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Penyamun Hati

4 April 2015   18:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:33 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1428146618942401482

[caption id="attachment_359068" align="aligncenter" width="600" caption="Pic from wedthebook.com"][/caption]

Puisi selalu menunjukmu sebagai peran utama
pada penggalan seribu bait yang tercipta
entahlah, entah mengapa
barangkali kisah kita serupa dongeng klasik tentang cinta
aku ratu engkau laksana raja
.
adalah asmara
lambungkan bara ke udara
pada semesta langit tanpa batas
lagu rindu yang saling berbalas
tak pernah tuntas
walau tenggelam di kedalaman samudera
.
terkadang dalam diam
cemburu membunuhmu
namun engkau memilih bungkam
biarkan aku memahamimu
.
siapalah aku ini, duhai penawar lara
mahluk berkelamin sajak tanpa rimba
lancang mencinta
pada engkau yang berlapang kasih tak sekedar kata
.
mahkotaku oh mahkotaku
hanyalah pelukan rindu
tumpuk bertumpuk di ruang dada
jubahku aduhai lihatlah jubahku
hanya bermanik kesetiaan makna
rendanya berhiaskan tulus cinta
.
engkau yang selalu menari di alam pikiranku, menarilah
menarilah engkau sesuka hati
.
engkau yang kerap mencuri serpih-serpih hatiku, mencurilah
mencurilah engkau sekehendak hati
.
bila satu hari nanti
sengat surya hapus teduh lebat hutan
ranggas angin selimuti basah hujan
lalu detak dunia seakan berhenti,
.
kita: kau dan aku
kan tetap ada di sini
.
menikmati sunyi
pada rumah abadi
sebab cinta sejati
selalu tumbuh dan takkan pernah mati
.
.
Kampung Hujan, 040415
.
.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun